Dalam video yang beredar, siswa tampak menggunakan pisau cutter untuk merobek bagian pinggir bendera. Aksi ini kemudian disalahartikan publik sebagai bentuk pelecehan simbol negara.
Kemenag Sumbar langsung menurunkan tim untuk melakukan penelusuran. Setelah dikaji, tidak ditemukan unsur penghinaan, melainkan murni kesalahpahaman.
BACA JUGA:Keluarga Pasien RSUD Sekayu Bully Dokter, Ngaku Keluarga Bupati Muba, Kini Terancam Jadi Tersangka.
BACA JUGA:Kisah Tragis Nazwa: Pamit Interview Bank, Pulang Tinggal Jenazah dari Kamboja.
Klarifikasi Kepala Sekolah
Kepala MAN 1 Padang, Afrizal, menyampaikan permohonan maaf atas beredarnya video tersebut. Ia menegaskan kegiatan itu adalah bagian dari ujian Pramuka, bukan upaya merendahkan bendera.
“Itu bukan tindakan pengguntingan dengan maksud melecehkan, tetapi bagian dari ujian integritas untuk mengukur pemahaman siswa terhadap bendera. Hanya saja, mereka salah menafsirkan instruksi,” jelas Afrizal.
BACA JUGA:Kisah Tragis Nazwa: Pamit Interview Bank, Pulang Tinggal Jenazah dari Kamboja.
Kemenag Angkat Bicara
Edison menegaskan bahwa kasus ini dijadikan pelajaran penting agar pemahaman tentang nasionalisme lebih diperkuat.
“Kami terus menekankan pentingnya menanamkan cinta tanah air dan penghormatan terhadap lambang negara di madrasah maupun pesantren,” ujarnya.
Meski tidak ada unsur kesengajaan menghina bendera, konsekuensi tetap berlaku: 37 siswa yang mengikuti ujian dinyatakan tidak lulus.
BACA JUGA:Wali Kota Lubuk Linggau Kukuhkan 76 Anggota Paskibraka Tahun 2025
BACA JUGA:Polisi Beberkan Fakta Bocah 5 Tahun Tewas Jatuh dari Lantai 27 Apartemen