SILAMPARITV.CO.ID - Sepanjang akhir Agustus 2025, jagat media sosial Indonesia diramaikan oleh konten-konten mengenai Tentara Nasional Indonesia (TNI) di tengah demonstrasi besar menuntut pembubaran DPR. Video, foto, hingga narasi yang tersebar masif di TikTok dan YouTube menggambarkan TNI sebagai pihak yang dekat dan bersahabat dengan rakyat.
BACA JUGA:Dirut Pertamina Tegaskan Tak Ada Monopoli BBM untuk SPBU Swasta
BACA JUGA:Bambang Pamungkas Jadi Direktur Olahraga Persija Jakarta
Salah satu video populer yang beredar menampilkan seorang pria berseragam loreng hijau menegur aparat kepolisian saat unjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta. Video berdurasi 16 detik itu diberi judul “TNI garda terdepan melindungi rakyat Indonesia”. Dipublikasikan pada 26 Agustus, video tersebut telah disukai lebih dari 109 ribu pengguna dan dibagikan lebih dari 3 ribu kali.
BACA JUGA:Prabowo Setuju Bentuk Tim Reformasi Kepolisian
Ledakan Konten Pro-TNI
Berdasarkan riset Tim Cek Fakta Tempo bersama perusahaan teknologi deteksi disinformasi asal India, ThinkFi, lonjakan konten bertagar #tniindonesia, #tni, #bravotni, #tnibersamarakyat, dan #tniad di TikTok meningkat tajam sejak 25 Agustus 2025.
BACA JUGA:Beras Mahal di Musi Rawas, Warga Serbu Pasar Murah Polsek Tugumulyo.
BACA JUGA:Pengedar Narkoba Tertangkap Basah Saat Menimbang Sabu di Kontrakan Musi Rawas
Dalam kurun 24 Agustus–3 September 2025, ada 267 video pro-TNI yang diunggah di TikTok, dengan total penayangan lebih dari 359 juta kali, disukai 25 juta akun, dan dibagikan hampir 1 juta kali.
BACA JUGA:Tanda-Tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak, Orangtua Mesti Waspada.
BACA JUGA:Ustadz Khalid Basalamah Kembali Diperiksa KPK dalam Dugaan Korupsi Kuota Haji
Tren memuncak pada 29 Agustus 2025, bertepatan dengan aksi massa di depan Markas Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat. Aksi itu dipicu kematian Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas terlindas kendaraan taktis polisi.
BACA JUGA:Bambang Tanoesoedibjo Jadi Salah Satu Tersangka Kasus Penyaluran Bansos
BACA JUGA:Polisi Klarifikasi Setelah Sempat Minta Warga Lepaskan Maling Motor
Sementara di YouTube, terdapat 264 konten serupa yang sebagian besar diunggah pada 29–31 Agustus 2025. Konten-konten itu ditonton lebih dari 107 juta kali dan disukai 815 ribu pengguna.
BACA JUGA:Fantastis! Tunjangan Rumah Anggota DPRD Sumut Capai Rp. 40 Juta per Bulan
BACA JUGA:Momentum Hari Pelanggan Nasional, GM PLN UID S2JB Dekatkan Diri dengan Mahasiswa
Narasi Positif dan Akal Imitasi
Direktur Riset ThinkFi, Rohit Sharma, menyebut konten yang beredar terbagi dalam tiga kategori: dukungan dan kebanggaan kepada TNI, kegiatan militer di Indonesia, serta peran TNI saat demonstrasi. “Akun-akun pro-TNI aktif mempromosikan citra positif di media sosial,” ujarnya.
BACA JUGA:Perselingkuhan Dua Guru PPPK di Kendal Berujung Ancaman Sanksi Berat
BACA JUGA:5 Kafe dengan Donat Mochi dan Pastry Enak: Dari Bali Hingga Jakarta
Namun, sebagian konten terdeteksi menggunakan akal imitasi (AI). Akun @tniindonesia, misalnya, membagikan enam video berisi gambar tentara memprotes polisi. Hasil uji dengan Hive Moderation dan AI or Not menunjukkan kemungkinan 30–70 persen konten dibuat dengan AI.
BACA JUGA:Bendera One Piece Ikut Berkibar di Tengah Aksi Demonstrasi Besar Nepal
BACA JUGA:Gajah Tari Tesso Nilo Mati, Kapolda Riau Sampaikan Duka Mendalam.
Dua video lain yang memperlihatkan tentara berdebat dengan polisi saat demo bahkan dipastikan 99 persen buatan AI, berdasarkan analisis Was It AI dan Hive Moderation.
BACA JUGA:Pasang 1.500 Panel Surya di Blok Corridor, MedcoEnergi Kurangi Emisi hingga 934 Ton CO2e Per Tahun
BACA JUGA:Wajah Baru Nusakambangan, Warga Binaan Makin Berdaya dengan FABA
Motif dan Perang Narasi
Pusat Penerangan TNI (Puspen TNI) sendiri juga aktif mengunggah konten selama demonstrasi, meski dalam narasi resmi. Pada 29 Agustus, misalnya, mereka menayangkan video pasukan TNI berbaur dengan demonstran di depan Markas Brimob dengan pesan “Kami hadir dengan senyum, bukan ancaman”.
BACA JUGA:Mengerikan! Kasus Mutilasi di Surabaya Terungkap, Dipicu Pertengkaran dan Tekanan Hidup.
BACA JUGA:Kejadian Viral, Pencuri Gotong Motor NMAX Ketua RT di Lubuklinggau.
Pengamat menilai narasi pro-TNI muncul di saat citra kepolisian terpuruk akibat tindakan represif aparat. Wawan Kurniawan, peneliti Psikologi Politik Universitas Indonesia, menilai TNI sedang berusaha meraih simpati publik. “Mereka switch information, mencitrakan diri bisa berbaur dengan masyarakat,” ujarnya.
BACA JUGA:Budi Arie Setiadi Dicopot dari Kursi Menteri Koperasi, Digantikan Ferry Juliantono.
BACA JUGA:Bupati Hj Ratna Machmud Buka LKS Angkatan ke-XX Se Kabupaten Musi Rawas
Hal senada disampaikan peneliti ISEAS-Yusof Ishak Institute, Made Supriatma. Menurutnya, TNI terlihat mengamplifikasi pesan positif melalui media sosial, bahkan memanfaatkan konten berbasis AI. “Ada perang pemengaruh di media sosial antara polisi dan tentara,” jelasnya.
BACA JUGA:BRI dan IKM Lubuklinggau Bersinergi Dalam Dunia Digitalisasi
Meski demikian, Kepala Puspen TNI Brigjen Freddy Ardianzah menegaskan pihaknya tidak pernah menginstruksikan mobilisasi akun media sosial untuk kampanye citra positif saat demonstrasi. “Tak pernah ada instruksi seperti itu,” katanya melalui pesan singkat.
BACA JUGA:Pesan Terakhir Sahroni Sebelum Tewas, Satu Keluarga Korban Pembunuhan Dimakamkan Bersama.
Kesimpulan
Lonjakan konten pro-TNI di media sosial memperlihatkan bagaimana demonstrasi besar bisa menjadi ajang perang narasi digital antara aparat keamanan. Dengan jutaan interaksi, pesan “TNI bersama rakyat” kian menguat di ruang publik, meski sebagian konten terbukti berasal dari manipulasi teknologi akal imitasi.
BACA JUGA:Sri Mulyani Pamit Mundur dari Menkeu, Titip Pesan Cinta untuk Indonesia.
BACA JUGA:Kunci Jawaban IPA Kelas 9 Halaman 138-139: Mari Uji Kemampuan Kalian (Energi dan Laju Reaksi Kimia)