SILAMPARITV.CO.ID - Gelombang protes terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu semakin memanas setelah para mantan sandera dan kerabat sandera di Gaza mendirikan tenda aksi di depan kediamannya di Yerusalem, Selasa (16/9/2025).
Menurut laporan Ynet yang dikutip Antara, polisi Israel langsung menutup area dengan radius 300 meter dari rumah Netanyahu untuk mengamankan lokasi. Aksi itu dipicu kekhawatiran keluarga sandera terhadap keselamatan kerabat mereka yang masih ditahan Hamas di Gaza, menyusul serangan darat terbaru militer Israel.
BACA JUGA:Revolusi Pasar Otomotif Indonesia: LCGC Tertekan, Mobil Listrik Impor Naik 173% dalam Setahun
Netanyahu Tinggalkan Rumahnya
Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang mengungkapkan bahwa Netanyahu meninggalkan kediamannya hanya beberapa menit setelah media melaporkan rencana aksi keluarga sandera.
“Tujuan saya cuma satu agar negara ini sadar dan membawa pulang anak saya bersama 47 sandera lainnya, hidup atau mati, dan agar para prajurit kami kembali ke rumah,” kata Einav Zangauker, ibu salah satu sandera.
Dengan nada penuh emosi, ia menambahkan, “Dia (Netanyahu) tidak mau mendengar kami, jadi dia kabur seperti pengecut. Kami akan mengikutinya ke mana pun, siang dan malam. Ini sudah cukup.”
Para pengunjuk rasa menilai operasi militer Israel di Kota Gaza justru membahayakan nyawa para sandera karena mereka diyakini berada di lokasi-lokasi yang menjadi target serangan udara dan artileri.
BACA JUGA:Menkeu Purbaya: Anggaran CPNS 2026 Resmi Disiapkan, Harapan Baru Bagi Jutaan Pencari Kerja.
BACA JUGA:Waspadai Tanda Kolesterol Tinggi di Dada dan Cara Efektif Mengatasinya
Serangan Darat ke Kota Gaza
Sebelumnya, Axios melaporkan bahwa militer Israel telah memulai serangan darat dengan tujuan menduduki Kota Gaza.
Netanyahu bahkan menegaskan hal tersebut saat hadir di Pengadilan Distrik Tel Aviv pada Selasa pagi, di tengah sidang kasus dugaan korupsinya.
“Kami telah memulai operasi intensif di Kota Gaza,” katanya, seperti dikutip lembaga penyiaran publik KAN.