Gus Yahya Tegas: Kerja Bakti Santri Itu Pendidikan, Bukan Eksploitasi.

Sabtu 11-10-2025,13:20 WIB
Reporter : Rendi Setiawan
Editor : Rendi Setiawan

Menurutnya, persepsi yang salah tentang tradisi pesantren sering muncul dari ketidaktahuan masyarakat luar terhadap sistem pendidikan khas pesantren.

Ia menegaskan bahwa setiap kegiatan di pesantren selalu memiliki nilai pendidikan spiritual dan sosial, bukan pemaksaan untuk keuntungan pihak lain.

“Di pesantren, santri dilatih untuk melayani dan bekerja bersama demi kebaikan bersama. Nilainya bukan ekonomi, tapi moral dan spiritual,” tambahnya.

BACA JUGA:Poco M7 Hadir di Indonesia, Bawa Baterai 7.000 mAh dan Harga Terjangkau

BACA JUGA:Purbaya Tolak Utang Kereta Cepat Ditanggung APBN: Kelola Sendiri, Jangan ke Pemerintah Lagi.

Pesantren Sebagai Miniatur Kehidupan Sosial

Lebih jauh, Gus Yahya menggambarkan pesantren sebagai miniatur kehidupan sosial masyarakat yang menjunjung tinggi gotong royong dan solidaritas. Tradisi ini menjadi salah satu ciri khas pendidikan Islam di Indonesia yang mengajarkan keseimbangan antara ilmu, amal, dan akhlak.

Ia berharap masyarakat tidak mudah menilai tradisi pesantren dengan kacamata dunia industri.

“Kalau dilihat dengan kacamata bisnis tentu tidak akan nyambung. Pesantren itu lembaga pengabdian, tempat belajar hidup bersama dan melatih jiwa agar siap mengabdi kepada masyarakat,” jelasnya.

Dengan demikian, kegiatan seperti kerja bakti, menjaga kebersihan lingkungan, atau membantu pembangunan fasilitas pesantren merupakan pendidikan karakter yang mengakar dalam sistem pesantren, bukan bentuk eksploitasi tenaga santri.

BACA JUGA:Huawei Pura 80 Resmi Hadir di Indonesia dengan Kamera Ultra Chroma dan Desain Ikonik

BACA JUGA:Tim Badminton Indonesia Melaju ke Final Piala Suhandinata 2025, Ubed Cs Tumbangkan India 2-0! Guwahati, India

Kategori :