2. Menciptakan Hal Baru
AI mampu mengolah data yang sudah ada, tapi tidak bisa menciptakan sesuatu yang benar-benar orisinal. Kreativitas adalah ruang yang hanya bisa dijelajahi manusia — mulai dari ide desain, konsep bisnis, hingga cara baru untuk memecahkan masalah.
Survei PwC 2025 mencatat, lebih dari separuh pekerja kini menggunakan AI, tetapi hanya sebagian kecil yang merasa perusahaannya membantu mengembangkan kreativitas.
Padahal, di masa depan, keunggulan justru akan datang dari kemampuan manusia untuk berimajinasi, bukan hanya beradaptasi.
3. Menunjukkan Empati dan Membangun Koneksi
AI bisa menulis email dengan tata bahasa sempurna, tetapi tidak bisa memahami kapan seseorang sedang sedih, lelah, atau butuh dukungan.
Kemampuan berempati, mendengarkan, dan membangun hubungan adalah hal yang hanya dimiliki manusia.
BACA JUGA:iPhone 17 Air Resmi di Indonesia, Desain Tipis Titanium dan Harga Mulai Rp 21 Jutaan
Di tengah derasnya komunikasi digital, keaslian dan kepedulian menjadi nilai yang semakin berharga. Karena itu, banyak pemimpin kini menempatkan kecerdasan emosional (emotional intelligence) sebagai keterampilan utama dalam menghadapi perubahan yang digerakkan oleh teknologi.
4. Menimbang Nilai dan Etika
AI dapat mengambil keputusan berdasarkan data, namun tidak mampu menilai apakah keputusan itu benar atau salah secara moral.