Masalah seperti privasi data, bias algoritma, hingga dampak sosial dari otomatisasi memerlukan pertimbangan etis, yang hanya bisa dilakukan manusia.
BACA JUGA:Poco M7 Hadir di Indonesia, Bawa Baterai 7.000 mAh dan Harga Terjangkau
Survei Harvard Business Review 2025 menunjukkan bahwa mayoritas direktur perusahaan menilai pertimbangan etika kini lebih penting daripada kemampuan teknis bagi para pemimpin.
Artinya, manusia tetap dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan.
5. Terus Belajar dan Beradaptasi
Teknologi akan terus berkembang, dan keterampilan yang relevan hari ini bisa saja usang dalam dua tahun ke depan. Namun, kemampuan manusia untuk belajar ulang dan beradaptasi tak akan pernah tergantikan.
Laporan IBM menyebut masa berlaku keterampilan teknis di bidang teknologi kini hanya sekitar 2,5 tahun. Karena itu, kemampuan manusia untuk terus berkembang menjadi kunci agar tetap relevan di dunia kerja.
AI memang luar biasa, tapi manusia tetap memiliki keunggulan yang tak bisa disamai mesin: berpikir kritis, berimajinasi, berempati, dan beretika.
Di era digital ini, yang akan bertahan bukanlah siapapun yang paling pintar menggunakan teknologi, tetapi mereka yang mampu berkolaborasi dengan teknologi tanpa menghilangkan kemanusiaannya.