Jenggala dengan ibukota Kahuripan dan sebelah Barat Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan Ibukota Dhahapura.
Sejarah tentang Tari Jaranan ini memiliki beberapa versi cerita yang berbeda menurut salah satu cerita legenda yang berkembang di masyarakat, tarian ini menceritakan tentang pernikahan Klono Sewandono dengan Dewi Songgo Langit.
Dan penari berkuda pada Tari Jaranan ini menggambarkan tentang rombongan prajurit yang mengiringi boyongan Dewi Songgo Langit dan Klono Sewandono dari Kediri menuju wangker.
Tari Jaranan ini merupakan warisan nenek moyang yang masih tetap ada dan berkembang hingga sekarang. Raja Airlangga memiliki seorang putri yang bernama Dewi Sangga Langit.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Budaya di Musi Rawas, Sumatera Selatan
Dia adalah orang kediri yang sangat cantik. Pada waktu banyak sekali yang melamar, maka dia mengadakan sayembara. Pelamar-pelamar Dewi Songgo Langit semuanya sakti.
Mereka sama-sama memiliki kekuatan yang tinggi. Dewi Songgo Langit sebenarnya tidak mau menikah dan dia Ingin menjadi petapa saja.
Prabu Airlangga memaksa Dewi Songgo Langit Untuk menikah. Akhirnya dia mau menikah dengan satu permintaan.
Barang siapa yang bisa membuat kesenian yang belum ada di Pulau Jawa dia mau menjadi suaminya.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kota Lubuklinggau: Menuju Kota Metropolitan
Ada beberapa orang yang ingin melamar Dewi Songgo Langit. Diantaranya adalah Klono Sewandono dari Wengker, Toh Bagus Utusan Singo Barong Dari Blitar, kalawraha seorang adipati dari pesisir kidul, dan 4 prajurit yang berasal dari Blitar.
Para pelamar bersama-sama mengikuti sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit.
Mereka berangkat dari tempatnya masing-masing ke Kediri untuk melamar Dewi Songgo Langit.
Dari beberapa pelamar itu mereka bertemu dijalan dan bertengkar dahulu sebelum mengikuti sayembara di kediri. Dalam peperangan itu dimenangkan oleh Klana Sewandono atau Pujangganom.
BACA JUGA:Apakah Kalian Sudah Mengenali Suku Lahat? Berikut ini Penjelasannya!