Berdasarkan buku “70 Tradisi Unik Suku Bangsa Indonesia”; Tradisi ini berasal dari banyak suku di Kalimantan, khususnya suku Khek atau Hakka.
Penguasa Singkawang saat itu, Sultan Sambas, mempekerjakan pendatang asal Tiongkok di tambang emas Monterado. Para pendatang sudah bertahun-tahun tinggal di desa-desa di Kalimantan Barat.
Masyarakat setempat pernah terjangkit wabah penyakit. Banyak yang percaya bahwa bencana tersebut disebabkan oleh roh jahat. Karena kekurangan pengobatan modern, komunitas imigran Tionghoa kemudian menggelar ritual untuk Mengadakan Ritual tolak Bala
Ritual Haka disebut Ta Ciau. Ta Ciau kemudian menjadi pionir tradisi Tatung di Singkawang. Pada perayaan Cap Go Meh, tradisi Tatung berperan sebagai ritual mencuci jalanan agar bersih dari segala roh jahat yang membawa sial bagi seluruh kota. Oleh karena itu, masyarakat Tatung mengadakan kegiatan di sekitar mereka untuk merayakan tradisi Tatung.
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Sisingan Subang: Sejarah, Bahan dan Artinya
Syarat Jika Ingin Menjadi Tatung Dalam Merayakan Cap Go Meh:
Intinya, tradisi ini tetap memperhatikan persyaratan kualifikasi yang ketat, dan setiap tatung yang diangkat harus mendapat izin dari kepala desa dengan surat persetujuan.
Melalui surat itu, para Tatung yang ingin mengikuti tradisi tersebut memberitahukan dirinya kepada Sekretariat Tao. Setelah itu, Tatung baru bisa mendaftar ke Festival Cap Go Meh.
Tanpa surat ini, status tatung dianggap ilegal dan tidak mendapat dukungan finansial. Para deticist pasti tahu kalau menurut tradisi Tatung ini adalah bagian dari festival Cap Go Meh yang pada dasarnya bertujuan untuk menghibur para wisatawan juga.
BACA JUGA:Apakah Kalian Pernah Bermimpi Ular? ini 4 Arti Mimpi Ular Menurut Primbon Jawa
Selain itu, pilihan tersebut menjadikan atraksi tatung tidak sadis. Banyak pengalaman binatang dimakan hidup-hidup, seperti anjing dan ayam, yang di makan oleh si tatung tersebut
Adanya opsi ini bisa meyakinkan banyak orang bahwa tatung yang terjadi saat pesta Cap Go Meh bukanlah milik roh liar.