Alasan Mengejutkan Gelar Haji Disematkan di Nama Orang RI: Tradisi, Kehormatan, dan Jejak Kolonial

Alasan Mengejutkan Gelar Haji Disematkan di Nama Orang RI: Tradisi, Kehormatan, dan Jejak Kolonial

Alasan Mengejutkan Gelar Haji Disematkan di Nama Orang RI: Tradisi, Kehormatan, dan Jejak Kolonial--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Penyematan gelar ‘Haji’ atau ‘Hajjah’ di depan nama seseorang setelah menunaikan ibadah haji bukan sekadar simbol keagamaan, melainkan juga menyimpan jejak sejarah panjang, nilai budaya, hingga pengaruh kolonialisme yang jarang diketahui publik.

Tradisi ini telah mengakar kuat dalam masyarakat Indonesia, terutama di kalangan Muslim. Meski tidak diwajibkan secara syariat, penggunaan gelar ini sudah menjadi norma sosial yang dilekatkan sebagai bentuk penghormatan atas pencapaian ibadah yang suci dan berat.

BACA JUGA:Pelajar SMA di Lubuklinggau Jadi Korban Perampokan Modus Hipnotis, Motor & HP Raib, Pelaku Masih Buron

BACA JUGA:Mau Pesta Daging? Siapkan 7 Air Rebusan Daun Ini untuk Turunkan Kolesterol

Sejarah Perjalanan Haji yang Berat

Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), Filolog dan Staf Ahli Menteri Agama, Oman Fathurahman, menyebut bahwa kebiasaan ini tidak bisa dilepaskan dari konteks sejarah perjalanan haji yang sangat berat bagi masyarakat Nusantara pada masa lampau.

Pada era sebelum teknologi dan transportasi modern, perjalanan ke Tanah Suci bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan hingga bertahun-tahun. Para jamaah harus mengarungi lautan, menghadapi penyakit, kelaparan, dan bahaya lain sepanjang perjalanan.

"Mereka yang kembali ke tanah air dianggap telah melewati ujian fisik dan spiritual yang luar biasa," ungkap Oman.

BACA JUGA:SOAL DAN KUNCI JAWABAN POST TEST MODUL 1 PPG 2025: Pembelajaran Mendalam & Asesmen

BACA JUGA:Viral! Paru Sapi Bertuliskan Nama Orang yang Berkurban di Tangsel, Ustaz Sebut Sebagai Keajaiban

Gelar sebagai Bentuk Kehormatan

Berangkat dari kondisi tersebut, masyarakat mulai menyematkan gelar “Haji” atau “Hajjah” kepada mereka yang berhasil menunaikan rukun Islam kelima ini. Gelar tersebut bukan semata-mata penanda keberangkatan ke Mekah, melainkan penghormatan terhadap pencapaian luar biasa dalam spiritualitas dan pengorbanan.

Namun, Oman juga mengingatkan agar gelar ini tidak dijadikan simbol kesombongan atau kebanggaan yang berlebihan. Lebih dari sekadar nama, gelar tersebut harus mencerminkan perubahan akhlak dan kehidupan yang lebih baik.

"Haji mabrur itu cirinya adalah menjadi pribadi yang ikhlas, muhsin (berbuat baik), dan menyebarkan kedamaian setelah berhaji," tegasnya.

Sumber: