Kisah Jurnalis yang Kehilangan Jemari Karena Mengungkap Penebangan Hutan di Kalimantan
Kisah Jurnalis yang Kehilangan Jemari Karena Mengungkap Penebangan Hutan di Kalimantan--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Nama Abi Kusno Nachran mungkin tidak banyak dikenal generasi muda saat ini. Namun bagi masyarakat Kalimantan Tengah dan para aktivis lingkungan, ia adalah simbol keberanian, pengorbanan, dan perlawanan terhadap mafia perusak hutan. Abi bukan sekadar jurnalis, ia adalah pejuang lingkungan yang membayar mahal keberaniannya dalam mengungkap kejahatan penebangan hutan ilegal di Kalimantan.
BACA JUGA:Prestasi Dunia! Hafiz Indonesia Sabet Juara 2 MHQ Disabilitas Netra Internasional 2025
BACA JUGA:Banyak Kritik ke Polri, Otto Hasibuan Heran Minat Jadi Polisi Justru Meningkat
Jurnalis yang Memilih Jalan Berbahaya
Abi Kusno Nachran memulai kariernya sebagai jurnalis dengan idealisme tinggi. Ia menekuni liputan investigatif, khususnya terkait kejahatan lingkungan dan praktik illegal logging yang kala itu merajalela di Kalimantan.
Lewat laporan-laporan mendalamnya, Abi berani mengungkap jaringan penebangan liar yang melibatkan pengusaha besar hingga oknum pejabat. Tulisannya membuat banyak pihak merasa terancam. Sejak itu, intimidasi, teror, dan ancaman menjadi bagian dari kesehariannya.
Namun, Abi tidak mundur. Baginya, kebenaran dan kelestarian hutan jauh lebih penting daripada keselamatan pribadi.
BACA JUGA:Karier Global Sri Mulyani Berlanjut, Jadi Pengajar di Oxford Mulai 2026
BACA JUGA:Tanpa Izin Pemerintah, Penggalangan Dana Terancam Denda Hingga Kurungan 3 Bulan
Pengungkapan Besar yang Berujung Serangan Brutal
Salah satu pengungkapan terbesar Abi adalah keberhasilannya menggagalkan pengiriman kayu ilegal dari Taman Nasional Tanjung Puting. Tiga kapal berbendera Tiongkok yang hendak membawa hasil penebangan liar berhasil dihentikan, sebuah pukulan telak bagi jaringan mafia kayu internasional.
Keberanian itu dibayar sangat mahal.
BACA JUGA:Antar Cewek ke Patok Besi, Pria di Lubuklinggau Hampir Tewas
BACA JUGA:7 Ide Usaha Lauk Rumahan 2026 Yang Selalu Laku, Bisa Mulai Dengan Modal Belanja Harian
Pada 28 November 2001, Abi diserang secara brutal oleh sekelompok orang tak dikenal. Ia dibacok bertubi-tubi, mengalami 17 luka bacokan, dan empat jarinya putus. Tubuhnya penuh luka, dan ia harus menjalani operasi besar dengan 350 jahitan.
Nyawanya nyaris melayang. Namun yang lebih mengejutkan, Abi tetap berani bersuara, bahkan menyebut nama-nama pejabat yang diduga terlibat dalam kejahatan tersebut.
BACA JUGA:Kecelakaan Tunggal di Jalinsum Musi Rawas, Dump Truk Tabrak Tiang Listrik
BACA JUGA:Ambil 5 Burung Cendet di Kawasan Konservasi, Kakek Masir Dituntut 2 Tahun
Masuk Politik, Ancaman Tak Pernah Berhenti
Tahun 2004, Abi Kusno Nachran terpilih sebagai anggota DPD Kalimantan Tengah. Banyak yang berharap posisinya di lembaga negara akan memberinya perlindungan lebih kuat.
Namun harapan itu tak sepenuhnya terwujud.
BACA JUGA:Oknum Camat dan Guru PPPK Digerebek Warga di Seluma, Insiden Berujung Ricuh
Pada 4 Juli 2006, saat mengunjungi lokasi penimbunan kayu ilegal di Muara Bulan, Abi kembali menerima ancaman mengerikan. Ia mendapat kotak berisi kain kafan, gambar mayat, serta pesan intimidatif bertuliskan:
“Jangan bunuh mata pencaharian kami.”
Ancaman itu menunjukkan bahwa perlawanan Abi terhadap mafia kayu belum berakhir, bahkan semakin berbahaya.
BACA JUGA:Pemerintah Berlakukan Pembatasan Medsos Bagi Anak Usia 13–16 Tahun Pada 2026
BACA JUGA:Jaga Kesehatan dan Kekompakan, Pegawai dan Peserta Magang Lapas Narkotika Muara Beliti Olahraga Pagi
Akhir Tragis Sang Pejuang
Tragedi puncak terjadi pada 24 Juli 2006. Abi Kusno Nachran meninggal dunia dalam kecelakaan mobil di Tol Cirebon. Hingga kini, banyak pihak meragukan peristiwa tersebut sebagai kecelakaan murni.
Bagi para aktivis lingkungan dan jurnalis, kematian Abi meninggalkan tanda tanya besar. Banyak yang menduga, itu adalah cara terakhir untuk membungkam suara lantang seorang pejuang hutan.
BACA JUGA:Langkah Serempak di Balik Tembok: Senam Pagi Jadi Ruang Kebersamaan di Muara Beliti
BACA JUGA:Ketahanan Pangan, Pengamanan Hingga Limbah Medis Jadi Perhatian Kalapas Dalam Rapat Struktural
Warisan Keberanian yang Tak Boleh Dilupakan
Abi Kusno Nachran telah tiada, namun perjuangannya tetap hidup. Ia dikenang sebagai jurnalis pemberani yang rela kehilangan jemari, keselamatan, bahkan nyawa demi membela hutan Kalimantan dan masa depan lingkungan Indonesia.
Kisah Abi adalah pengingat pahit bahwa melawan kejahatan lingkungan bukan perkara mudah, penuh risiko, dan sering kali dibayar dengan nyawa. Namun tanpa keberanian seperti miliknya, kerusakan alam akan terus terjadi tanpa perlawanan.
BACA JUGA:Muhammadiyah Instruksikan Pengalihan Infak Jumat Bagi Korban Bencana di Aceh dan Sumatera
Sumber: