Puma PHK 900 Karyawan: Saham Anjlok 50%, CEO Baru Ambil Langkah Drastis untuk Selamatkan Merek
Puma PHK 900 Karyawan: Saham Anjlok 50%, CEO Baru Ambil Langkah Drastis untuk Selamatkan Merek--ist
“Kami harus kembali fokus pada kualitas, gaya, dan keaslian produk. Kami kehilangan arah karena terlalu ingin menjadi semua hal bagi semua orang,” ujar Hoeld.
BACA JUGA:Psikolog Ungkap! Ini Alasan Kenapa Banyak Orang Ramah di Luar tapi Galak di Rumah
Analis: Puma Kalah Inovasi dari Adidas dan Nike
Krisis yang dialami Puma dinilai banyak pihak sebagai akibat dari lemahnya inovasi produk.
Analis HSBC, Anne-Laure Bismuth, mengatakan Puma gagal menandingi gelombang popularitas produk-produk retro milik Adidas, seperti Samba dan Gazelle, yang kembali mendominasi pasar global tahun ini.
“Adidas berhasil membangun kembali hype dengan nostalgia produk klasik. Puma terlambat merespons dan gagal menciptakan momentum baru,” ujar Anne-Laure.
Sebagai respon, Puma meluncurkan seri Palermo dan Speedcats, namun hasil penjualannya jauh di bawah ekspektasi.
“Kita sudah mendengar banyak tentang potensi Speedcats, tapi mereka tidak bisa mencapainya. Puma perlu memperbaiki eksekusi dan kecepatan inovasi,” tambahnya.
BACA JUGA:Demo Mahasiswa di Depan Kantor Gubernur Sumsel, Herman Deru Dijuluki Gubernur Helikopter.
Tahun Transisi: Puma Baru di 2027
Meski kondisi keuangan sedang berat, Puma optimistis akan kembali tumbuh pada tahun 2027 setelah menjadikan 2026 sebagai tahun transisi dan restrukturisasi besar-besaran.
Perusahaan juga memperkirakan akan merugi sepanjang 2025, namun yakin perubahan yang dilakukan akan memberikan hasil jangka panjang.
Arthur Hoeldmenegaskan, fokus utama Puma ke depan adalah mengembalikan kepercayaan pasar dan konsumen.
Sumber: