Begini Kronologi Tragedi Lumuran Darah di Pasar Satelit Lubuklinggau
ilustrasi terminal pasar satelit lubuklinggau--
SILAMPARITV.CO.ID - Terjadi tragedi yang menggemparkan di Terminal pasar satelit kota Lubuklinggau, Minggu, 23 Juni 2024, sekitar pukul 15.00 WIB, dua warga Desa Mandi Angin, Kecamatan Muara Rupit, Wilayah Musi Rawas Utara (Muratara), ditemukan tergeletak berlumur darah di tengah kericuhan yang biasa terjadi.
Pasar yang sunyi Perselisihan yang bermula dari masalah sepele bengkel sepeda motor berakhir tragis ketika Aan Saputra (24) meninggal dunia dan kakak iparnya Amir Hamzah (36) terbaring sekarat di RS AR Bunda Lubuklinggau.
Semua bermula dua minggu sebelumnya ketika Amir Hamzah sedang memperbaiki sepeda motor Yamaha NMax miliknya di kampung mereka di bengkel milik tetangganya Sicang.
Sicang menawarkan garansi perbaikan selama satu bulan. Namun sepeda motor tersebut kembali rusak parah setelah dua minggu digunakan.
BACA JUGA:PLN UP3 Lubuklinggau Gelar Kegiatan Sosial Kemasyarakatan Edisi Spesial Pasca Idul Adha
Amir mencoba menghubungi Sicang dan menanyakan jaminannya. Namun pesan yang dikirimkannya dibaca tanpa dibalas dan Sicang memblokir nomor teleponnya.
Desita, istri Amir Hamzah, mengatakan suaminya berencana mendatangi tempat kerja Sicang untuk meminta jawaban.
Namun Amir membatalkan niatnya, karena takut kebingungan.
Argumen yang tampaknya sederhana ini telah menjadi api yang siap menyala kapan saja.
BACA JUGA:Heboh, Seorang Pria Tengkurap Berlumuran Darah Ditemukan di Kelurahan Satelit Lubuklinggau
Pada Minggu pagi Desita dan suaminya Amir pergi berbelanja di Pasar Satelit Lubuklinggau. Di terminal satelit, mereka bertemu dengan Sicang yang masih kesal dengan masalah sepeda motor.
Namun, tanggapan Sicang memperburuk keadaan.
“Wajar kalau rusak kalau dibawa kemana-mana,” ucap Sicang dengan nada meremehkan menirukan Desita.
Kontroversi tidak bisa dihindari. Emosi yang memuncak membuat Sicang menantang Amir untuk menyelesaikan masalah tersebut secara fisik.
Sumber: