Awal Ramadhan 2025: Muhammadiyah Tetapkan 1 Maret, Bagaimana Keputusan Pemerintah?
![Awal Ramadhan 2025: Muhammadiyah Tetapkan 1 Maret, Bagaimana Keputusan Pemerintah?](https://silamparitv.disway.id/upload/a974a94b315beaa1739e3837b40365d8.jpg)
Awal Ramadhan 2025: Muhammadiyah Tetapkan 1 Maret, Bagaimana Keputusan Pemerintah?--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Umat Islam di Indonesia sebentar lagi akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 1446 Hijriah (H). Seperti tahun-tahun sebelumnya, perbedaan dalam penetapan awal puasa kembali muncul akibat perbedaan metode penghitungan antara pemerintah, organisasi Islam, dan lembaga astronomi seperti BRIN. Lantas, kapan awal puasa 2025 sebenarnya dimulai?
Penetapan Awal Puasa 2025 Menurut Muhammadiyah
Muhammadiyah telah secara resmi menetapkan awal puasa 2025 pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube resmi Muhammadiyah pada Rabu (11/2/2025).
BACA JUGA:Curahan Hati Penyiar RRI Ternate yang Terkena PHK, Efisiensi Anggaran Dinilai Berdampak Luas
BACA JUGA:Polri Buka Rekrutmen Akpol, Bintara, dan Tamtama 2025: Kesempatan Emas bagi Putra-Putri Bangsa
"Berdasarkan hasil hisab yang kami lakukan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1446 Hijriah jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025," ujar Muhammad Sayuti dalam pernyataannya.
Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal dalam menentukan awal Ramadhan. Dalam metode ini, awal bulan Hijriah ditetapkan berdasarkan posisi hilal (bulan sabit) yang sudah berada di atas ufuk, tanpa memperhitungkan ketinggian minimal tertentu.
Selain menetapkan awal Ramadhan, Muhammadiyah juga mengumumkan bahwa Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. "Di seluruh wilayah Indonesia, bulan berada di bawah ufuk sehingga hilal belum wujud. Oleh karena itu, umur bulan Ramadhan 1446 Hijriah akan disempurnakan atau istikmal menjadi 30 hari. Dengan demikian, 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 Masehi," jelas Sayuti.
BACA JUGA:Kolaborasi Pers di Lubuk Linggau: Merayakan HPN 2025 dengan Semangat Kebersamaan
BACA JUGA:SD Negeri 4 Lubuklinggau Terapkan Program P5, Dorong Kreativitas dan Kepedulian Lingkungan Siswa
Penetapan Awal Puasa Menurut BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sebagai lembaga yang memiliki otoritas dalam bidang astronomi dan sains di Indonesia, turut memberikan pandangannya terkait awal Ramadhan 2025. BRIN menggunakan metode astronomi modern yang mempertimbangkan kriteria elongasi dan ketinggian hilal sesuai dengan standar internasional.
Menurut BRIN, kemungkinan besar awal puasa 2025 akan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025, sejalan dengan perhitungan Muhammadiyah. Namun, keputusan final tetap berada di tangan pemerintah melalui sidang isbat yang akan digelar Kementerian Agama RI.
"Kami melihat bahwa secara astronomis, kemungkinan besar hilal sudah dapat terdeteksi pada 29 Syaban 1446 H. Namun, keputusan tetap ada di pemerintah melalui mekanisme sidang isbat," ujar seorang peneliti BRIN.
BACA JUGA:Harga Karet di Musi Rawas Naik ke Rp14.000/Kg, Petani Mulai Optimis dengan Kesejahteraan
BACA JUGA:Pemkot Lubuklinggau Pangkas Anggaran 2025, Infrastruktur Terimbas Hingga 25%
Perbedaan Metode Penetapan Awal Ramadhan
Perbedaan penetapan awal Ramadhan antara Muhammadiyah, BRIN, pemerintah, dan organisasi Islam lainnya memang sering terjadi di Indonesia. Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, sementara pemerintah melalui Kementerian Agama RI menggunakan metode rukyatul hilal atau pengamatan langsung terhadap hilal.
Metode rukyat dilakukan dengan melihat bulan sabit pertama yang muncul setelah matahari terbenam pada tanggal 29 bulan Hijriah. Jika hilal terlihat, maka bulan baru dimulai keesokan harinya. Jika hilal belum terlihat, maka bulan berjalan digenapkan menjadi 30 hari (istikmal).
Selain itu, Nahdlatul Ulama (NU) dan beberapa organisasi Islam lainnya mengikuti metode rukyat dengan mengacu pada kriteria MABIMS, yang mengharuskan ketinggian hilal minimal 3 derajat dengan elongasi 6,4 derajat.
BACA JUGA:Apakah Mahasiswa Desil 6 Bisa Lolos KIP Kuliah? Ini Penjelasan Lengkapnya
BACA JUGA:PLN UP3 Lubuklinggau Gelar Apel K3 Nasional 2025, Tekankan Keselamatan Kerja Harga Mati
Dampak Perbedaan Awal Puasa di Indonesia
Perbedaan penetapan awal Ramadhan dan Idul Fitri di Indonesia bukanlah hal baru dan telah sering terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Hal ini biasanya berdampak pada perbedaan waktu pelaksanaan ibadah puasa dan perayaan Idul Fitri di tengah masyarakat.
Meski demikian, perbedaan ini tetap dihormati oleh masing-masing pihak. Pemerintah sendiri selalu mengimbau masyarakat agar tetap menjaga persatuan dan saling menghormati perbedaan metode penetapan tersebut.
Menteri Agama RI dalam berbagai kesempatan telah menegaskan bahwa perbedaan awal puasa bukanlah sesuatu yang perlu diperdebatkan secara berlebihan. Sebaliknya, perbedaan tersebut seharusnya menjadi bagian dari kekayaan khazanah Islam di Indonesia yang harus dihormati.
"Kami mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan saling menghormati perbedaan yang ada dalam penetapan awal bulan Ramadhan. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah SWT," ujar Menteri Agama dalam sebuah pernyataan resmi.
Dengan adanya perbedaan metode perhitungan, Muhammadiyah dan BRIN memperkirakan awal puasa Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Namun, pemerintah masih akan melakukan sidang isbat untuk menetapkan tanggal resmi yang akan digunakan secara nasional.
Masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti keputusan yang diyakini berdasarkan keyakinan masing-masing serta menjaga persatuan dan toleransi dalam menjalankan ibadah Ramadhan tahun ini.
BACA JUGA:Kunci Jawaban Speaking Activity 2 Bahasa Inggris Kelas 11 SMA Halaman 106 Kurikulum Merdeka
BACA JUGA:Viral di Media Sosial: Temuan Susu Ibu Hamil yang Mengandung Sukralosa Berbahaya, Lolos Izin BPOM
Sumber: