Sritex Pailit, Ribuan Buruh Kehilangan Pekerjaan dan Harapan

Sritex Pailit, Ribuan Buruh Kehilangan Pekerjaan dan Harapan--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Ribuan buruh PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) tak kuasa membendung air mata saat menerima kenyataan pahit pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Perusahaan tekstil raksasa yang telah berdiri puluhan tahun ini resmi tutup akibat kondisi pailit.
Penutupan pabrik yang berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah, ini berdampak besar bagi 10.669 karyawan yang kehilangan mata pencaharian. Mereka yang telah mengabdikan diri selama bertahun-tahun kini harus menghadapi ketidakpastian ekonomi di tengah kondisi yang sulit.
Kesedihan Mendalam di Antara Buruh dan Pedagang Sekitar
BACA JUGA:Tragedi Keracunan Genset di Musi Rawas: Satu Keluarga Terdampak, Dua Orang Meninggal Dunia
Salah satu buruh yang terkena dampak adalah Warti, pekerja bagian garmen yang telah bekerja selama 25 tahun di Sritex. Baginya, kabar PHK ini menjadi pukulan berat, terlebih saat ekonomi sedang tidak stabil. "Saya merasa sangat terpukul. Ini seperti mimpi buruk yang tidak pernah saya bayangkan," ujarnya dengan suara bergetar.
Tidak hanya Warti, para buruh lainnya juga merasakan kesedihan yang mendalam. Selain kehilangan pekerjaan, mereka juga harus berpisah dengan rekan-rekan kerja yang sudah seperti keluarga. Suasana haru semakin terasa saat para buruh berpamitan dengan para pedagang kecil yang selama ini menggantungkan hidup dari keberadaan pabrik.
Salah satu pedagang warung makan di depan pabrik, Supami, mengaku tak kuasa menahan tangis saat melihat para buruh datang berpamitan. "Mereka sudah seperti keluarga saya. Setiap hari mereka makan di sini, bercerita tentang kehidupan mereka, suka maupun duka. Sekarang, saya tidak tahu bagaimana nasib warung ini ke depan," kata Supami dengan mata berkaca-kaca.
BACA JUGA:Blush On: Rahasia Wajah Merona Alami dan Fresh Sepanjang Hari
BACA JUGA:Soto Nyumput Mas Bhre: Kuliner Khas Boyolali yang Menggugah Selera di Lubuklinggau
Dampak Ekonomi yang Besar
Penutupan Sritex bukan hanya berdampak pada buruh, tetapi juga pada ekosistem ekonomi di sekitar pabrik. Para pedagang kecil, tukang ojek, hingga pemilik kos-kosan yang menggantungkan hidup dari keberadaan buruh Sritex kini menghadapi ketidakpastian.
Seorang penjual gorengan di sekitar pabrik, Slamet, mengaku khawatir usahanya akan sepi setelah pabrik tutup. "Dulu saya bisa menjual ratusan gorengan setiap hari karena banyak buruh yang beli. Sekarang, saya tidak tahu bagaimana cara bertahan," keluhnya.
Harapan untuk Solusi dan Perhatian Pemerintah
BACA JUGA:Sehari Menjelang Ramadan, Harga Daging Sapi di Lubuklinggau Naik Rp 20 Ribu per Kilogram
BACA JUGA:Bacaan Niat Sahur Ramadan 2025, Lengkap dengan Lafal Arab, Latin, dan Artinya
Para buruh berharap pemerintah dapat memberikan solusi atas gelombang PHK massal ini. Mereka meminta adanya bantuan, baik dalam bentuk pelatihan kerja, lapangan pekerjaan baru, maupun kebijakan yang bisa meringankan beban mereka.
"Saya berharap pemerintah tidak tinggal diam. Kami butuh pekerjaan untuk menghidupi keluarga kami," ujar seorang buruh lainnya dengan penuh harap.
Di tengah gelombang PHK ini, para buruh Sritex hanya bisa berdoa dan berharap agar masa depan mereka tetap cerah meskipun harus memulai kembali dari nol.
BACA JUGA:Tips Merawat Kulit Kering Saat Puasa dengan Body Lotion yang Tepat
BACA JUGA:Link Live Streaming dan Jadwal Sidang Isbat 1 Ramadan 1446 H, Cek di Sini!
Sumber: