5 Budaya Khas dari Nusa Tenggara Timur yang Perlu Diketahui

5 Budaya Khas dari Nusa Tenggara Timur yang Perlu Diketahui

budaya NTT--nttonlinenow.com

3. Kesenian Tari Bonet

Tari Bonet merupakan salah satu tarian yang selalu hadir dalam kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan adat dan tradisi suku Dawan di Nusa Tenggara Timur. 

Tari Bonet dikenal dengan ciri khasnya yaitu formasinya yang melingkar dan juga penggunaan puisi atau pantun yang dimana liriknya mengandung kekayaan sastra lisan suku Dawan. 

Tarian ini hampir selalu hadir dalam setiap kegiatan dan acara adat masyarakat Dawan, seperti upacara kelahiran, pernikahan, kematian, serta upacara pembangunan rumah, ucapan hujan, dan lain-lain. Secara etimologis kata Bonet berasal dari rangkaian kata dalam bahasa Dawana yaitu Na Bonet yang artinya mengelilingi, mengelilingi, mengelilingi atau mengelilingi.

BACA JUGA:Menakjubkan! Tarian Ini Pernah Ditampilkan di Negara Asing, New York

4. Upacara Bijalungu Hiu Paana

Bijalungu Hiu Paana adalah sebuah upacara adat yang di selengarakan warga wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, NTT.

Upacara dilaksanakan setiap akhir bulan febuari tanggal tetapnya ditentukan oleh para rato atau pemimpin spiritual marapu, dengan cara melihat tanda tanda dari alam serta berdasarkan perhitungan bulan terang dan bulap gelap.

Nama bijal memiliki arti turun atau pergi sedangkan untuk hiu paana adalah nama sebuah hutan kecil,jadi bijalungu hiu paana dinamakan seperti itu karena puncak upacara itu yang berpusat di kampung waigali ini memang di laksanakan  di hutan itu, tepatnya di sebuah gua kecil tak jauh dari kampung mereka, dalam upacara ini masyarakat melakukan berbagai tradisi ritual yaitu salah satunya kabena kebbo yang artinya lempar kerbau dan ritual teung atau potong kerbau.

BACA JUGA:Jadi Incaran Para Bule, Inilah 5 Keindahan Alam yang Ada di Indonesia

5. Ritus Pasola

Pasola merupakan upacara ritual masyarakat penganut kepercayaan Marapu di Sumba Barat untuk merayakan musim tanam padi. Pasola adalah salah satu bentuk ritual untuk menghormati Marapu, memohon ampun, kesejahteraan, dan hasil panen yang melimpah. 

Upacara ini biasanya dilaksanakan pada bulan Februari di Kecamatan Lamboya dan Kodi serta pada bulan Maret di Kecamatan Gaura dan Wanukaka. 

Puncak pesta dimulai 6-8 hari setelah bulan purnama. Pesisir selatan kemudian menjadi tempat berkembang biaknya miliaran cacing nyale berukuran kecil. Pemandangan seperti ini menjadi tanda bahwa musim Pasola telah dimulai.

BACA JUGA:Mengenal Tari Serimpi, Tarian Khas Jawa Tengah dan Yogyakarta

Sumber: