Beraktivitas di Tengah Cuaca yang Tidak Menentu Itu Menyehatkan Atau Malah Menimbulkan Penyakit? Cek di Sini!

Beraktivitas di Tengah Cuaca yang Tidak Menentu Itu Menyehatkan Atau Malah Menimbulkan Penyakit? Cek di Sini!

ilustrasi cuaca tak menentu--freepik

SILAMPARITV.CO.IDCuaca yang tidak stabil akhir-akhir ini dapat melemahkan imunitas tubuh sehingga lebih mudah tertular penyakit. Olah raga dikatakan dapat meningkatkan daya tahan tubuh, namun apakah tetap ampuh saat Anda lelah?

Banyak orang yang akhirnya menghadapi dilema: apakah tetap melanjutkan latihan dengan risiko kelelahan dan penurunan daya tahan, atau lebih baik istirahat namun mengorbankan kebugaran jasmani. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga RS Pondok Indah Bintaro Jaya dr Wawan Budisusilo, SpKO menegaskan, olahraga tetap menjadi bagian dari gaya hidup aktif yang efektif meningkatkan daya tahan tubuh. Olahraga sama pentingnya dengan menghindari tembakau dan alkohol serta menjalani gaya hidup yang baik.

“Reaksi tubuh terhadap olah raga, baik akut maupun kronis, dapat mempengaruhi komponen sistem imun,”; ujarnya dikutip dari laman detik.com, Rabu (7 Februari 2024).

BACA JUGA:Apa Minum Kopi Dicampur Susu Berbahaya? Ketahui 3 Dampaknya Bagi Kesehatan

Penting untuk diketahui bahwa respon imun selama olah raga sangat dipengaruhi oleh intensitas dan durasi olah raga. Latihan intensitas sedang merangsang berbagai parameter daya tahan tubuh sehingga mengurangi risiko infeksi.

“Dalam meningkatkan sistem imun tubuh, kegiatan olahraga mempunyai dua mekanisme yaitu menurunkan stres oksidatif dan meningkatkan respon imunologi,”; dia menjelaskan.

Di sisi lain, olahraga dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan kelelahan dan lemahnya respon imun. Ini termasuk adanya peradangan pada jaringan otot dan leukositosis pada sirkulasi sistemik.

“Hal ini kemudian dapat menekan respon imun terhadap penyakit. Kondisi ini lebih sering terjadi pada saat jendela terbuka, yaitu kondisi dimana tubuh menjadi lebih rentan terhadap virus akibat olahraga intens yang berkepanjangan,” ujarnya. Dr. Wawan menjelaskan:

BACA JUGA:Inilah 7 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan dengan Telur

Pada masa awal pandemi COVID-19, sekitar tahun 2020, Persatuan Ahli Kedokteran Olahraga (PDSKO) memberikan rekomendasi latihan untuk menjaga ketahanan fisik. Dalam rekomendasi tersebut, PDSKO menyebutkan kurva J untuk menjelaskan pengaruh intensitas dan durasi latihan terhadap daya tahan tubuh.

Dijelaskan, kurva J menunjukkan olahraga intensitas sedang lebih efektif menurunkan risiko infeksi. Sebaliknya, olahraga yang terlalu intens membuat seseorang lebih mudah terserang penyakit, bahkan lebih mudah terserang penyakit dibandingkan dengan duduk (kurang gerak).

"Pada aktivitas fisik intensitas sedang, seseorang dapat berbicara meskipun sesak napas. Pada aktivitas fisik intensitas tinggi, seseorang tidak dapat berbicara lagi," jelas anjuran ini.

BACA JUGA:Apa Penyebab Munculnya Panu di Kulit? Ini Penjelasannya!

Sumber: