Dampak Mengisap Jempol pada Bayi dan Cara Menghentikannya
ilustrasi bayi hisap jempol--freepik
SILAMPARITV.CO.ID - Menghisap jempol merupakan kebiasaan alami yang dilakukan sebagian besar bayi. Bayi biasanya mulai menghisap jempolnya sejak dalam kandungan dan mungkin melakukannya setelah lahir untuk menenangkan dirinya, merasa aman dan nyaman, serta menghilangkan stres.
Bayi yang menghisap jempol mempunyai dampak buruk seiring bertambahnya usia, seperti gangguan pertumbuhan gigi dan rahang.
Memahami dan menghentikan berbagai dampak kesehatan dari mengisap jempol pada anak.
Mengapa bayi suka menghisap jempol?
BACA JUGA:9 Tips Menghilangkan Komedo Hitam yang Membandel dengan Mudah
Mengisap jempol pada dasarnya adalah hal yang normal bagi bayi. Faktanya, beberapa bayi mulai menghisap jempol atau jari saat masih dalam kandungan, sekitar minggu ke-29 kehamilan.
Hal ini dilakukan bayi untuk menenangkan diri dan mengatasi perasaan cemas dan sedih.
Anak-anak biasanya berhenti menghisap jempolnya sendiri seiring bertambahnya usia (sampai sekitar 4 tahun). Namun, jika anak Anda tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti setelah melewati batas usia tersebut, sebaiknya orang tua segera menghentikan kebiasaan tersebut untuk menghindari dampak negatifnya.
Bolehkah bayi menghisap jempolnya?
BACA JUGA:Cara Membudidayakan Jahe Merah yang Mudah dan Praktis
Hanya sedikit orang tua yang khawatir dengan kebiasaan menghisap jempol anaknya, sehingga mereka berusaha mencegahnya. Sebenarnya menghisap jempol tidak berbahaya, namun dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi jika dilakukan terus menerus hingga tumbuh.
Meski bisa memberikan ketenangan dan rasa aman pada bayi, namun kebiasaan ini sebaiknya diminimalisir dan tidak dibiarkan berlangsung lama.
Dampak menghisap jempol
Akibat menghisap jempol dapat terjadi tergantung pada intensitas dan lamanya kebiasaan tersebut. Jika kebiasaan ini dibiarkan terlalu lama, dapat menyebabkan beberapa masalah gigi dan mulut pada anak dalam jangka panjang. Berikut penjelasannya masing-masing.
Sumber: