Mengenal Keanekaragaman Tradisi SumSel, Ada Mandi Kasai

Mengenal Keanekaragaman Tradisi SumSel, Ada Mandi Kasai

danau ranau oku sumsel--

BACA JUGA:6 Tradisi Daerah yang Hanya Bisa Ditemukan di Jambi

Suku Lintang Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan mempunyai tradisi unik dalam menunaikan nazar yang dikenal dengan sebutan Sedekah Serabi. 

Dalam memenuhi tradisi ini, prosesnya mirip dengan pesta yang diisi dengan doa. Masyarakat menyebutnya Sedekah Serabi.

Karena acara kenduri atau sedekah ini fokus pada makanan Serabi sebagai hidangan utama yang didalamnya terdapat pisang goreng, biskuit ubi merah, kue bolu, agar-agar dan ketsepol (sejenis roti goreng) dan terkadang adalah Gonjing. Almujen Serabi diyakini sudah ada sejak nenek moyang suku Lintang, jauh sebelum agama Islam menyebar dan menjadi mayoritas di wilayah administrasi Empat Lawang.

4. Tradisi Rumpak Rumpak

BACA JUGA:Menunggang Kuda Menari di Majene Diusulkan Sebagai Warisan Budaya Nusantara

Tradisi Rumpak-Rumpak melibatkan penggunaan alat musik yang disebut Terbangan. Terbangan merupakan alat musik perkusi dengan dua jenis pukulan yaitu “pak” (terbuka) dan “bing” (dekat). Layang-layang ini dimainkan dengan berbagai ritme antara lain tabuhan selang, ketukan kincat (lintang), ketukan if, dan ketukan yahom.

Irama terbang ini mengikuti syair puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Pemain terbangan umumnya terdiri dari generasi muda masyarakat kampung Kuto Batu Palembang, dan generasi tua terlibat dalam menjalankan tradisi Rumpak-Rumpak. 

Tradisi ini diawali dengan musyawarah sebelum perayaan Hari Raya 1 Syawal dan Idul Adha untuk menjamin kelancaran acara. Acara ini berlangsung setelah salat berjamaah.

5. Ngukus

BACA JUGA:Budaya Makan Daging Anjing di Permasalahkan, Aktivis: Budaya Sangat Dinamis

Dalam budaya Ogan, aktivitas ngukus berarti memasak bersama, yaitu sekelompok ibu-ibu yang berkumpul dengan gembira membantu tuan rumah menyiapkan makanan untuk keluarga besar dan tamu yang datang untuk acara sedekah atau resepsi. 

Menariknya, meski jasa katering kini sudah banyak tersedia, namun budaya ngukus atau memasak bersama tetap berfungsi sebagai penghubung antara tuan rumah dan tuan rumah.

Seolah-olah ada aturan yang disepakati bersama. agar setiap ibu dapat menjalankan tugasnya dengan terampil, mulai dari ibu yang berperan sebagai pembeli dan pemasok bahan baku, dari ibu yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi, hingga ibu yang bertugas menyajikan makanan kepada tamu.

6. Tepung Tawar Perdamaian

Sumber: