Mengenal Sejarah Tempe Mendoan Makanan Khas Asal Indonesia

Mengenal Sejarah Tempe Mendoan Makanan Khas Asal Indonesia

Mengenal Sejarah Tempe Mendoan Makanan Khas Asal Indonesia--

Selain memiliki rasa nikmat, tempe mendoan juga memilik banyak khasiat. Karena bahan dasar utamanya yaitu tempe mempunyai banyak manfaat diantaranya menurunkan risiko osteoporosis karena memiliki kalsium yang tinggi, tempe endoan juga dapat membangun dan memperbaiki sel tubuh yang rusak karena memiliki protein tinggi, mencegah anemia, menangkal reaksi radikal bebas, hingga membantu menurunkan berat badan.

BACA JUGA:Banyak Diburu Saat Lebaran, Inilah Resep Kue Akar Kelapa Santan Manis dan Gurih

Sejarah Tempe Mendoan

Tempe mendoan sendiri berasal dari kata "mendo", yang dalam bahasa Jawa Banyumasan memiliki arti setengah matang. Setengah matang tersebut diambil dari teknik atau cara dimasaknya tempe mendoan yang digoreng setengah matang dan ternyata memiliki sejarah dibalik hal tersebut. 

Dahulu, tempe mendoan dibuat untuk makanan cepat saji. Hal tersebut memiliki tujuan agar mempersingkat waktu pembuatan agar waktu tidak habis terbuang untuk menunggu hingga tempe menjadi sangat kering.

Tempe mendoan awalnya muncul ketika tempe (makanan berbahan baku kedelai yang bernama) mulai tersebar dan banyak dikonsumsi di sekitar Asia Tenggara, bakan hingga ke China dan Indocina. Awalnya kedelai dibawa oleh masyarakat Asia Tengah saat mereka bermigrasi ke Tenggara, lalu pada saat itulah tempe mendoan muncul dan menjadi kudapan yang nikmat untuk disantap. 

Tempe mendoan ternyata sudah kurang lebih selama satu abad. Bermula di awal tahun 1960-an, saat itu tempe mendoan mulai menjadi pilihan kuliners dan dikelola secara komersial dalam dunia kepariwisataan.

BACA JUGA:Tips Menggoreng Bawang Merah Agar Lebih Renyah dan Tahan Lebih Lama

Saat ini tempe mendoan bukan sekadar kudapan nikmat untuk menemai minum teh atau secangkir kopi, tapi bahkan sudah menjadi ujung tombak dari pariwisata Kabupaten Banyumas.

Mendoan akhirnya dicatatkan sebagai warisan budaya takbenda milik Kabupaten Banyumas. Pertimbangan tersebut didasarkan pada nilai-nilai filosofi, ekonomi, sosial, dan perspektif ke depan.

"Mendoan tempe dan (tari) ebeg yang kami usulkan itu memang dicatatkan pada tahun 2020 per bulan Juni. Kemudian disidangkan tahun 2021 bulan Agustus September. Kemudian ditetapkan pada Oktober 2021. *

Sumber: