Prediksi BMKG 21-22 Maret 2024, Berikut Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hingga Angin Kencang

Prediksi BMKG 21-22 Maret 2024, Berikut Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hingga Angin Kencang

ilustrasi cuaca ekstrem berdasarkan prediksi bmkg--freepik

SILAMPARITV.CO.IDPeringatan dini kembali dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait cuaca ekstrem yang akan menimpa di beberapa wilayah Indonesia. 

Wilayah yang berpotensi alami cuaca ekstrem seperti hujan lebat, petir, hingga angin kencang itu akan terjadi pada Kamis-Jum'at (21-22 Maret 2024).

Dijelaskan oleh BMKG, adanya cuaca ekstrem itu disebabkan oleh Bibit Siklon Tropis 91S yang terpantau di Samudra Hindia Selatan, Jawa Timur. 

Kecepatan angin yang dimiliki oleh Bibit Siklon Tropis 91S tersebut maksimum 30 knot dan tekanan udara 998 hPa, dan bergerak ke arah barat. 

BACA JUGA:Skandal Fasilitas Eksklusif di Balik Jeruji KPK: Membongkar Jaringan Pungli dan Upaya Pemulihan Integritas

Potensi sistem untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan termasuk ke kategori sedang hingga tinggi.

Di Samudra Hindia selatan Jawa hingga Bali, Bibit siklon tropis tersebut menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot (low level jet) yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di sekitarnya. 

Selain itu, juga terdapat sirkulasi siklonik eks-TC Megan yang masih terpantau di daratan Australia bagian utara yang menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot (low level jet) di Laut Timor hingga Laut Arafuru. 

Hal itu mampu meningkatkan tinggi gelombang di sekitar sirkulasi siklonik tersebut. 

BACA JUGA:Tragedi Mendadak di Rantau Utara: Komunitas Berduka, Penyakit Jantung Kronis Membawa Luka

Selain itu, daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) yang memanjang dari Laut Bali hingga Nusa Tenggara juga terbentuk. 

Wilayah Samudra Pasifik timur Filipina hingga Filipina dilintasi oleh Intrusi udara kering atau dry intrusion dari Bumi Belahan Utara. 

Intrusi udara kering tersebut mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembap yakni di Papua Barat, Papua bagian Utara, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara.

Sementara daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dan menyebar di sejumlah wilayah Indonesia. 

Sumber: