Hindari! Efek Sering Konsumsi Minuman Berpemanis, Bocah Kelas 5 SD ini Harus Cuci Darah Rutin

SILAMPARITV.CO.ID - Sebaiknya dihindari untuk sering mengonsumsi minuman yang berpemanis, terlebih untuk kalangan anak-anak.

Tidak hanya menjadi permasalahan bagi orang dewasa, anak-anak bahkan juga bisa beresiko akibat sering konsumsi gula dalam jumlah yang tak terbatas.

Terlebih, saat ini banyak makanan dan minuman yang berpemanis sudah beredar di seluruh pasaran.

Salah satu bocah yang masih duduk di bangku SD kelas 5 ini harus menjalani cuci darah secara rutin karena diakibatkan efek dari sering konsumsi minuman berpemanis.

BACA JUGA:Penderita Asam Urat Wajib Tahu, Berikut Sejuta Manfaat Jeruk Nipis untuk Mengatasinya

Netty Prasetiyani, Anggota Komite IX Partai Sejahtera dan Keadilan DPR RI, mengaku prihatin dengan gaya hidup generasi muda Indonesia sekarang.

Ia yakin banyak anak yang senang mengonsumsi makanan dan minuman yang banyak diberi tambahan pemanis.

Kebiasaan ini pada akhirnya meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular seperti gagal ginjal.

Hal ini tentu bisa membahayakan kesehatan si kecil ya.

BACA JUGA:Anda Sering Sakit dan Terpapar Penyakit Baru?, Kekurangan Vitamin D penyebabnya !

Faktanya, banyak orang yang harus menjalani cuci darah secara rutin karena ginjalnya tidak lagi berfungsi dengan baik.

Melansir dari laman haibunda.com, pada Sabtu (30/3/2024), dalam rapat kerja Komite IX DPR RI dengan Kementerian Kesehatan, Netty menayangkan berbagai aplikasi yang memberikan promo menarik, seperti penawaran minuman manis gratis dengan pembelian tertentu.

Ia juga mengkritik perusahaan makanan dan minuman yang mempromosikan asupan gula tanpa mempertimbangkan potensi risiko kesehatan.

"Baru saja aya mengalami keprihatinan. Salah satu anak TA (Tenaga Ahli) saya berusia 23 tahun harus cuci darah karena memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan yang bisa dibeli secara online. Anak-anak kita itu paling senang kalau dapat promo bayar pakai aplikasi tertentu, nanti dapat minuman berpemanis," kata Netty di ruang rapat Komisi IX DPR RI.

Sumber: