Jangan Abaikan Ketika Tidur Anda Mengorok, Ternyata Dapat Menyebabkan Penyakit Datang!

Jangan Abaikan Ketika Tidur Anda Mengorok, Ternyata Dapat Menyebabkan Penyakit Datang!

--

Ini mengakibatkan henti napas, di mana tidak ada oksigen yang masuk dan pernapasan terhenti. Meskipun demikian, upaya untuk bernapas tetap berlanjut, menciptakan tekanan negatif di dada dengan mencoba menarik udara masuk melalui jalan napas yang tersumbat.

BACA JUGA:3 Resep Minuman Penghancur Lemak Perut yang Cocok Dikonsumsi Sebelum Tidur

Kondisi ini juga memicu "mikro bangun" atau arousal, di mana otak menyadari kurangnya oksigen dan mengambil tindakan untuk mengencangkan kembali otot-otot tenggorokan dan membuka jalan napas.

Setelah jalan napas terbuka dan pernapasan dinormalisasi, individu biasanya kembali tidur dengan cepat. Namun, siklus ini bisa terjadi puluhan hingga ratusan kali dalam satu malam, menyebabkan tidur menjadi sangat terfragmentasi dan kualitasnya menjadi buruk.

Dampak langsung dari episode OSA meliputi kelelahan di siang hari, sakit kepala pagi, dan suasana hati yang buruk akibat tidur yang tidak berkualitas.

Tanpa pengobatan yang tepat, OSA juga meningkatkan risiko kondisi jangka panjang yang lebih serius, seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

BACA JUGA:3 Resep Minuman Penghancur Lemak Perut yang Cocok Dikonsumsi Sebelum Tidur

OSA memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. Pertama, OSA dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung.

Henti napas berulang selama tidur mengakibatkan penurunan kadar oksigen dalam darah, memicu respons dari sistem saraf simpatik untuk meningkatkan tekanan darah.

Kedua, penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan OSA memiliki risiko lebih tinggi mengalami atrial fibrilasi, sebuah jenis aritmia di mana atrium jantung berkontraksi secara tidak normal.

Ketegangan pada jantung akibat upaya berulang untuk bernapas melawan sumbatan jalan napas dapat merusak struktur dan fungsi jantung, meningkatkan risiko atrial fibrilasi.

BACA JUGA:Bahaya Bermain Game Sambil Mengisi Daya Ponsel: Menghindari Risiko Kesehatan dan Keselamatan

Ketiga, fluktuasi oksigen dan tekanan darah yang terjadi akibat OSA dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Kekurangan oksigen berulang dapat mempercepat proses aterosklerosis, di mana plak terbentuk di dalam arteri yang memasok darah ke jantung.

Keempat, OSA secara langsung mempengaruhi kinerja jantung. Serangan berulang dari hipoksia dan fluktuasi tekanan intratorakal dapat menyebabkan peningkatan beban kerja jantung, yang secara bertahap bisa melemahkan otot jantung, mengarah pada gagal jantung.

Kelima, OSA juga meningkatkan risiko stroke, karena gangguan dalam pola tidur dan peningkatan tekanan darah dapat mempengaruhi sirkulasi darah otak dan meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah.

Sumber: