Hadir Sejak Abad ke-12 M, Ini dia Sejarah Aksara Ulu di Lubuk Linggau
ilustrasi aksara ulu di Lubuklinggau--Silampari TV
SILAMPARITV.CO.ID - Aksara ulu (huruf ulu) merupakan tradisi menulis yang pernah ada di Sumatera Selatan. Aksara ulu telah hadir sejak abad ke-12 M, lalu mengalami perkembangan pesat mulai pada abad ke-15 M hingga abad ke-19 M.
Disebut "Ulu" karena dipakai oleh masyarakat di pedalaman Sumatera Selatan yang sering disebut Uluan. Biasanya dikaitkan dengan pemukiman di hulu Sungai Musijok dan anak-anak sungainya (Kelingi, Beliti, Lakitan), Rawas, Rupit, Batanghari Leko, Lematang, Ogan dan Komering).
Aksara Ulu biasanya ditulis dalam dan merupakan bukti tradisi penulisan masyarakat Sumatera Selatan pada masa lampau.
Biasanya, aksara ulu tertulis dalam naskah dan menjadi salah satu bukti tulisan masyarakat yang menjadi tradisi Sumatera Selatan pada masa lampau.
Pengolah Data Budaya Sejarah dan Kepurbakalaan di Lubuk Linggau saat ini adalah Berlian Susetyo.
BACA JUGA:Cuaca Bagus, Alhamdulillah, Jemaah Calon Haji asal Lubuklinggau Mendarat Dengan Selamat di Madinah
Biasanya, naskah yang ditulis tersebut pada kulit bambu utuh (surat boloh), kulit kayu (kaghas), bilah bambu (glumpay), kertas Eropa, kulit kerang, batu, tongkat, tanduk hewan ataupun arsip kolonial Belanda yang berbentuk digitalisasi (e-book dan foto).
aksara ulu di lubuklinggau--
Kemudian isi naskah yang ditulis dalam Aksara Ulu sangat beragam, antara lain: hukum adat, pengobatan, mantra, cerita peristiwa, silsilah, cerita binatang, ramalan, dan lain-lain.
Aksara Ulu merupakan turunan dari aksara Pallawa yang berasal dari India. Aksara Pallawa digunakan di Sumatera Selatan pada masa Kerajaan Sriwijaya.
Hal ini terlihat pada temuan prasasti kerajaan Sriwijaya, seperti Kedukan Bukit, Talang Tuo, dan lainnya.
BACA JUGA:Sebentar Lagi Jemaah Calon Haji asal Lubuklinggau Mendarat di Bandara Internasional AMAA Madinah
Sejak saat itu, tradisi sastra di Sumatera Selatan terus berkembang dan kemudian melahirkan Aksara Ulu yang mengalami proses adaptasi terhadap unsur budaya lokal.
Perkembangan tulisan dalam legenda erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan disekitarnya. Aksara Ulu turunan dari Aksara Pallawa merupakan aksara lokal yang buktinya tidak hanya terdapat di Sumatera Selatan, namun juga di daerah lain: misalnya aksara Jambi Incung, aksara rejang Bengkulu, aksara Batak. utara Perbatasan Sumatera-Lampung di Lampung.
Sumber: