Tragedi di Balik Produksi Memahami Kematian Ari Wibowo di PT OKI Pulp and Paper

Tragedi di Balik Produksi Memahami Kematian Ari Wibowo di PT OKI Pulp and Paper

--

SILAMPARITV.CO.ID - Pada sebuah pagi yang semestinya biasa, Dusun Sungai Baung, Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), diguncang oleh peristiwa tragis.

Seorang pegawai perusahaan pabrik kertas, PT OKI Pulp and Paper, bernama Ari Wibowo (28) dari Desa Air Ita, Kecamatan Jejawi, ditemukan tewas. Tubuhnya terperangkap dalam pipa limbah perusahaan tempat ia bekerja.

Kepergian Ari Wibowo bukanlah sekadar berita biasa. Ia adalah contoh nyata dari ketidakpedulian akan keselamatan kerja yang terjadi di banyak perusahaan, terutama di sektor industri. Kasus ini menjadi bukti kegagalan sistem yang seharusnya melindungi para pekerja.

BACA JUGA:Tempat Liburan di Bengkulu yang Wajib Dikunjungi

Saat berita tragis ini mencuat, Sekretaris Daerah Kabupaten OKI, M. Refly, dengan sigap memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) untuk menyelidiki insiden mengerikan ini.

Namun, apakah ini hanya sekadar formalitas atau langkah konkret untuk mencegah tragedi serupa terulang?

"Segera akan kami dalami melalui OPD (organisasi perangkat daerah) yaitu DLH dan Disnakertrans. Insyaallah dalam waktu dekat kami sudah dapat informasi akurat," ungkap Refly, dengan suara yang terdengar serius pada Sabtu pagi saat ditemui wartawan.

BACA JUGA:Eksplorasi 5 Destinasi Wisata Terbaik di Lahat

Namun, dalam pandangan publik, kata-kata belaka tidak cukup. Tindakan nyata harus diambil untuk memastikan bahwa kehidupan manusia tidak hanya menjadi statistik tragis dalam buku catatan perusahaan.

Ketika ditanya apakah kejadian ini disebabkan oleh kesalahan pegawai atau perusahaan, Refly tidak dapat memberikan jawaban yang pasti. Alasannya? Ia perlu "mengkroscek" informasi lebih lanjut.

"Mudah-mudahan itu adalah bagian dari musibah saja, kalaupun ada juga kekeliruan dari amdal dan lainnya. Maka kita akan lakukan koreksi dengan pihak PT OKI Pulp and Paper," katanya, dengan nada yang terdengar agak tergantung pada keberuntungan.

BACA JUGA:Pj Ketua TP PKK Tyas Fatoni Apresiasi PKK Sumsel dalam Lomba Cerdas Cermat HKG PKK ke-52 Tahun

Namun, apakah cukup dengan harapan semata? Kematian Ari Wibowo harus menjadi alarm bagi kita semua. Alarm bahwa keselamatan kerja adalah hak asasi yang tidak dapat ditawar-tawar.

Alarm bahwa perlindungan lingkungan tidak boleh mengorbankan nyawa manusia. Alarm bahwa perusahaan tidak boleh berlindung di balik alasan-alasan dan prosedur-prosedur yang tidak manusiawi.

Kita harus bertanya pada diri sendiri, mengapa tragedi ini terjadi? Apakah karena lemahnya regulasi yang mengawasi operasional perusahaan? Atau karena kurangnya kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja? Ataukah karena perlindungan lingkungan diabaikan demi keuntungan ekonomi semata?

BACA JUGA:Libur Sekolah Sebentar Lagi, Cek 3 Rekomendasi Hotel Murah di Palembang Dekat Jembatan Ampera

PT OKI Pulp and Paper adalah simbol dari industri yang bergerak maju tanpa memperhitungkan konsekuensi manusiawi. Mereka mungkin memiliki laporan keberlanjutan yang cemerlang, tetapi di balik laporan itu ada kenyataan pahit yang menelan korban nyawa manusia.

Kita tidak bisa hanya mengandalkan perusahaan untuk mengoreksi kesalahannya sendiri. Perlindungan terhadap pekerja dan lingkungan harus menjadi prioritas utama, bukan sekadar formalitas yang dijalankan untuk memenuhi standar.

Sekarang, saat kita mengenang Ari Wibowo, mari berjanji pada diri sendiri bahwa tragedi seperti ini tidak akan terulang.

Mari bersatu untuk menuntut perubahan yang nyata dalam perlindungan pekerja dan lingkungan. Mari berjuang untuk memastikan bahwa setiap orang bisa pulang ke rumah dengan selamat setelah bekerja.

BACA JUGA:Dekranasda Sumsel Berkomitmen Selalu Berkreativitas untuk Menghasilkan Karya Terbaik

Kita tidak bisa mengembalikan nyawa yang sudah hilang, tetapi kita bisa menjaga agar tragedi ini tidak sia-sia.

Mari bersama-sama menjadi suara bagi yang tidak memiliki suara. Mari bersama-sama menjadi pengawal bagi yang tidak memiliki perlindungan.

Kematian Ari Wibowo harus menjadi titik balik. Titik balik di mana kita bersama-sama mengatakan "tidak" pada ketidakpedulian.

Titik balik di mana kita bersama-sama membangun industri yang berkelanjutan secara manusiawi. Titik balik di mana kita bersama-sama menghormati setiap kehidupan.

BACA JUGA:Sumsel Kembali Raih Opini WTP 10 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Kita harus bertindak, bukan hanya berharap. Kita harus memperjuangkan keadilan, bukan hanya mengucapkan belasungkawa.

Kita harus menjadi suara bagi yang tidak terdengar, bukan hanya menunggu tragedi berikutnya.

Kita adalah penentu masa depan. Kita adalah harapan bagi mereka yang tidak memiliki suara. Mari bersama-sama berjuang untuk sebuah dunia di mana setiap kehidupan dihargai dan dilindungi. Mari bergerak, sekarang juga.

BACA JUGA:Dekranasda Sumsel Berkomitmen Selalu Berkreativitas untuk Menghasilkan Karya Terbaik

Kematian Ari Wibowo bukanlah akhir, tetapi awal dari perubahan. Bersatu kita teguh, terpecah kita runtuh. Ayo, berjuang bersama-sama!

Sumber: