Cegah Kasus Makanan Busuk, Dinkes Lubuklinggau Perketat Pengawasan Program MBG.
Cegah Kasus Makanan Busuk, Dinkes Lubuklinggau Perketat Pengawasan Program MBG.--ist
SILAMAPARITV.CO.ID - inas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau menegaskan komitmennya untuk menjaga mutu dan keamanan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Seluruh dapur penyedia makanan diwajibkan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) secara ketat sesuai pedoman pemerintah pusat.
BACA JUGA:Diduga Hilang Kendali, Pengendara Motor CBR di Muara Beliti Jatuh ke Sungai.
BACA JUGA:Pemilik Toko di Lubuklinggau Gelar Sayembara Rp.10 Juta untuk Tangkap Pelaku Penggelapan Mobil
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Erwin Armeidi, menuturkan bahwa pihaknya kini tengah gencar turun ke lapangan untuk melakukan pendampingan dan edukasi kepada pengelola dapur MBG. Langkah ini dilakukan agar seluruh proses pengolahan makanan berlangsung aman, higienis, dan sesuai standar gizi.
BACA JUGA:Luhut Ingatkan: MBG Baru 9 Bulan, Jangan Kebanyakan Kritik.
BACA JUGA:PLN Dorong Interkoneksi ASEAN Power Grid untuk Akselerasi Transisi Energi Bersih
“Kita tengah berupaya agar semua dapur memahami dan menerapkan SOP secara benar. Pengawasan dilakukan rutin, karena ini menyangkut kesehatan masyarakat luas,”
ujar Erwin saat dihubungi pada Minggu (5/10/2025).
BACA JUGA:Kolombia Usir Seluruh Diplomat Israel, Protes Keras atas Penangkapan Aktivis Armada Bantuan Gaza.
BACA JUGA:Vonis Ringan! Pengemudi BMW Mabuk yang Tewaskan Dua Pengendara Hanya Dihukum 10 Bulan Penjara
Baru 14 dari 25 Dapur MBG yang Beroperasi
Menurut Erwin, dari total 25 dapur MBG yang ditargetkan beroperasi di Lubuklinggau, baru 14 dapur yang sudah aktif. Tiga di antaranya telah berjalan sejak Februari 2025.
Dinkes, lanjutnya, terus melakukan pemantauan agar seluruh dapur segera beroperasi penuh dengan standar kebersihan tinggi.
BACA JUGA:Warga Minta MK Cabut Hak Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR dalam UU 12/1980
BACA JUGA:IRT di Lubuklinggau Ditusuk Tetangga Saat Gendong Bayi, Warga Sigap Selamatkan Korban.
“Selama ini tidak ada kendala besar, hanya sempat viral soal buah berulat di SDN 42, dan itu langsung kita tindak dengan penggantian makanan,” jelas Erwin.
BACA JUGA: Pertamina Jelaskan Peran Etanol dalam Base Fuel BBM: Bukan Campuran Langsung, Tapi Komponen Produksi
BACA JUGA:Oppo A5i Pro 5G Resmi Hadir di Indonesia dengan Desain Tangguh
Peringatan Keras: Jangan Masukkan Makanan Busuk
Erwin menegaskan bahwa penjamah makanan, mulai dari petugas pencuci peralatan hingga bagian finishing, wajib mematuhi SOP tanpa terkecuali.
“Kalau SOP-nya harus dilap, ya harus dilap. Misalnya buah jeruk 3.000 biji, ya semua harus dilap. Tidak boleh ada pengecualian,” tegasnya.
BACA JUGA:The Batman Part 2: Kisah Gelap Bruce Wayne Berlanjut dengan Karakter dan Plot Baru
BACA JUGA:Caught Stealing, Kisah Mantan Pemain Baseball yang Terjebak Dunia Kriminal
Ia juga memberikan peringatan keras kepada seluruh penyedia bahan makanan agar tidak memasukkan bahan pangan busuk atau tidak layak konsumsi, meskipun tampak masih bagus dari luar.
“Jangan coba-coba masukkan buah atau makanan busuk, walaupun kelihatannya masih bagus. Karena dalam perjalanan bisa berubah, apalagi kalau dibagikan siang hari. Kita tidak bisa jamin keamanannya,” tegasnya lagi.
BACA JUGA:Xiaomi 15T Pro Resmi Hadir di Indonesia, Intip Spesifikasi dan Harganya
BACA JUGA:24 Jam Bersama Gaspar: Aksi, Misteri, dan Pertarungan Hidup dalam Sehari
Pemkot Bentuk Satgas Pengawasan MBG
Sementara itu, Wali Kota Lubuklinggau H. Rachmat Hidayat (Yoppy Karim) mengatakan bahwa pemerintah kota berencana membentuk Satuan Tugas (Satgas) MBG untuk memperkuat sistem pengawasan di lapangan.
“Kita akan bentuk Satgas pengawasan MBG agar ada deteksi dini dan pengecekan makanan sebelum dibagikan di sekolah,” ujar Yoppy.
BACA JUGA:Oppo A6 Pro 4G dan 5G Mulai Bisa Dipesan di Indonesia, Bonus Hingga Rp 3,6 Juta
BACA JUGA:Tol Baru Bogor–Serpong via Parung Segera Hadir, Ini Perkiraan Tarif dan Rutenya
Satgas tersebut akan bertugas melakukan pemeriksaan langsung terhadap makanan MBG sebelum dibagikan kepada siswa, ibu hamil, hingga lansia.
“Jangan sampai menimbulkan kasus keracunan. Semua harus diperiksa dulu kelayakannya,” tegasnya.
BACA JUGA:Oppo Reno 14 Pro 5G Hadir dengan 3 Fitur AI untuk Hasil Foto Lebih Estetik di Jepang
BACA JUGA:Film Tukar Takdir: Adaptasi Novel Best Seller yang Sarat Emosi dan Psikologi Mendalam
40 Ribu Penerima Manfaat
Yoppy menambahkan, hingga saat ini sudah terdapat 40 ribu penerima manfaat MBG, atau sekitar 14 Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) yang telah aktif dari total target 68 ribu penerima.
Program ini mencakup berbagai kelompok masyarakat, mulai dari anak PAUD, pelajar SD hingga SMA, ibu hamil, dan lansia.
BACA JUGA:Samsung Perkenalkan SSD 9100 Pro Series 8 TB di Indonesia, Cocok untuk AI dan Gaming
BACA JUGA:Death Whisperer 3: Teror Baru yang Menguji Logika dan Nyali Penonton
Pemkot Lubuklinggau berharap, dengan pengawasan yang ketat dan penerapan SOP secara menyeluruh, kasus makanan tidak layak konsumsi tidak lagi terjadi, dan program MBG benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat.
BACA JUGA:Waspada Penipuan! PLN Pastikan Rekrutmen Gratis dan Transparan
Sumber: