SILAMPARITV.CO.ID - Baru-baru ini, muncul spekulasi yang menarik perhatian banyak orang: Bumi dikabarkan akan memiliki dua bulan selama 53 hari.
Namun, apakah berita ini benar adanya, atau hanya sekadar rumor yang beredar di internet? Mari kita telusuri faktanya.
Fenomena 2 Bulan: Mitos atau Fakta?
Melansir dari laman NASA, Sabtu (21/9), kabar tentang Bumi yang akan memiliki dua bulan sebenarnya berawal dari sebuah fenomena astronomi yang dikenal sebagai “near-Earth object” (NEO) atau benda langit yang mendekati Bumi.
ilustrasi bulan --freepik
BACA JUGA:Gerhana Bulan Sebagian pada 17-18 September: Catat Wilayah yang Dilewati!
BACA JUGA:5 Amalan Baik yang Bisa Menambah Pahala Saat Maulid Nabi Muhammad SAW
Terkadang, asteroid kecil memasuki orbit sementara Bumi dan bertindak seperti satelit mini, berputar mengelilingi planet kita untuk waktu singkat sebelum akhirnya lepas dari tarikan gravitasi Bumi.
Salah satu contoh terkenal adalah asteroid 2020 CD3, yang pada tahun 2020 sempat mengorbit Bumi selama beberapa bulan sebelum akhirnya lepas.
Asteroid seperti ini sering disebut “mini-moons,” namun ukurannya jauh lebih kecil dari Bulan dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Fenomena ini bukanlah kejadian yang langka, namun biasanya tidak berdampak signifikan bagi Bumi.
Apakah Dampaknya Bagi Bumi?
BACA JUGA:Ini Dia Tanda Lolos dan Tidak Lolos Seleksi Administrasi CPNS 2024, Pendaftar Wajib Tahu!
Jika Bumi benar-benar memiliki “bulan kedua” yang sementara, dampaknya bagi Bumi akan sangat minim. Mini-moons berukuran sangat kecil, biasanya hanya beberapa meter, dan tidak memiliki massa yang cukup untuk mempengaruhi Bumi secara signifikan. Gravitasi yang dihasilkan oleh mini-moons terlalu lemah untuk menyebabkan perubahan pada pasang surut air laut atau mempengaruhi cuaca.
Sementara Bulan utama kita berperan besar dalam mengatur pasang surut laut dan stabilitas sumbu Bumi, mini-moons seperti asteroid 2020 CD3 tidak memiliki pengaruh yang sama.