SILAMPARITV.CO.ID - Sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, harga bahan pangan di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan harga ini menjadi keluhan utama masyarakat yang tengah bersiap menyambut hari kemenangan. Salah satu komoditas yang mengalami kenaikan paling drastis adalah daging sapi dan santan kelapa, yang merupakan bahan utama dalam pembuatan hidangan khas Lebaran seperti rendang.
Pantauan langsung di Pasar Inpres Kota Lubuklinggau menunjukkan bahwa daging sapi dan santan menjadi komoditas yang paling diburu menjelang Lebaran. Namun, tingginya harga membuat banyak masyarakat berpikir ulang sebelum membeli. “Daging sekarang sekilo (Kg) Rp 160 ribu, biasanya Rp 130 ribu, sementara santan Rp 60 ribu,” ungkap Rina, salah satu warga yang sedang berbelanja di Pasar Inpres Lubuklinggau pada Minggu (30/3/2025). BACA JUGA:Cetak Rekor! Transaksi kWh SPKLU milik PLN UP3 Lubuklinggau terus meningkat jelang H-1 Lebaran 1446 H BACA JUGA:Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Hingga Renovasi Pura Dampak Kenaikan Harga terhadap Masyarakat Rina mengaku bingung dengan lonjakan harga ini. Sebagai ibu dua anak, ia merasa terbebani karena harus menyiapkan rendang yang sudah menjadi tradisi dalam keluarganya saat Lebaran. “Harga daging naik drastis, ditambah harga santan naik dua kali lipat. Tahun lalu meski daging mahal, santan masih murah, hanya Rp 30 ribu per kilogram,” ujarnya. Ia pun terpaksa mengurangi jumlah bahan yang dibeli. Jika biasanya ia membuat rendang dengan tiga kilogram daging, kali ini ia hanya mampu membeli 1,5 kilogram karena keterbatasan anggaran. Apalagi, untuk membuat rendang dibutuhkan santan dalam jumlah banyak. “Kalau mau beli santan kemasan, harganya jauh lebih mahal lagi. Mau tidak mau tetap beli, meskipun jumlahnya dikurangi,” tambahnya. Pedagang: Kenaikan Harga Sudah Terjadi Sejak Sebelum Ramadan BACA JUGA:Puncak Arus Mudik, Kementerian ESDM dan PLN Pastikan Infrastruktur Kelistrikan dalam Kondisi Prima BACA JUGA:BMKG Sumsel Keluarkan Peringatan Dini: Hujan Deras Berpotensi Landa Sejumlah Wilayah Jelang Lebaran Sementara itu, Edo, salah satu pedagang santan di Pasar Inpres Lubuklinggau, mengungkapkan bahwa kenaikan harga santan sudah mulai terasa sejak sebelum Ramadan 1446 Hijriah. Menurutnya, penyebab utama kenaikan harga adalah langkanya kelapa tua sebagai bahan baku utama santan. “Bahan baku kelapa tua sulit didapat, sementara permintaan meningkat saat Ramadan dan menjelang Lebaran,” bebernya. Saat ini, harga santan murni di pasaran masih berada di angka Rp 70 ribu per kilogram, jauh di atas harga normal yang biasanya berkisar antara Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram. Selain itu, harga kelapa tua per butir yang sebelumnya berada di kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 13 ribu, kini melonjak menjadi Rp 17 ribu per butir. Namun, meskipun harga melonjak, permintaan masih tetap tinggi. “Walaupun mahal, masyarakat masih membeli santan, mungkin karena kebutuhan untuk membuat masakan khas Lebaran,” tambah Edo. Pemerintah: Kelapa Bukan Komoditas Lokal Menanggapi keluhan masyarakat, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Lubuklinggau, Meidhioline, menjelaskan bahwa harga santan dan kelapa mengalami kenaikan karena pasokan kelapa di Lubuklinggau berasal dari luar daerah. BACA JUGA:Harga Emas Perhiasan di Palembang Pecah Rekor Menjelang Idul Fitri 1446 H BACA JUGA:Hindari Makanan Ini Saat Mudik Agar Tidak Mabuk Perjalanan “Memang naik karena santan kelapanya bukan dari Linggau, tapi dari luar kota. Jadi pedagang mendapatkannya dengan harga yang sudah tinggi,” ujarnya singkat. Lonjakan harga bahan pangan menjelang Idul Fitri di Lubuklinggau memberikan dampak signifikan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang bergantung pada bahan-bahan ini untuk memasak hidangan khas Lebaran. Pedagang mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku, sementara konsumen harus beradaptasi dengan mengurangi jumlah pembelian atau mencari alternatif yang lebih terjangkau. Pemerintah diharapkan dapat mencari solusi guna menekan lonjakan harga ini agar masyarakat tetap dapat merayakan Idul Fitri dengan hidangan khas tanpa terbebani biaya yang terlalu tinggi. BACA JUGA:Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1446 H Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 BACA JUGA:Pedagang Kue Lebaran di Pasar B Srikaton Kebanjiran Pembeli Menjelang Idul FitriHarga Daging dan Santan Melonjak Tajam di Lubuklinggau Jelang Idul Fitri 2025
Minggu 30-03-2025,12:50 WIB
Reporter : Rita Rahmawati
Editor : Rita Rahmawati
Kategori :
Terkait
Jumat 04-04-2025,14:13 WIB
Hutama Karya Gratiskan 5 Ruas Tol Sumatra Selama Arus Balik Lebaran 2025, Ini Rinciannya!
Selasa 01-04-2025,07:11 WIB
Evaluasi Fungsional Tol Palembang-Betung Seksi Dua: Polda Sumsel Siap Tinjau Arus Balik Lebaran 2025
Senin 31-03-2025,06:00 WIB
Daftar Film Rekomendasi untuk Menemani Momen Lebaran 2025
Minggu 30-03-2025,16:34 WIB
Hukum Menukar Uang Sebelum Lebaran dalam Islam: Apakah Diperbolehkan?
Terpopuler
Senin 07-04-2025,08:50 WIB
Hati-Hati! Jangan Nonton Film “Norma: Antara Mertua dan Menantu” di Situs Ilegal seperti Rebahin dan LK21
Senin 07-04-2025,08:40 WIB
Jadwal Acara TV Selasa, 8 April 2025: Layangan Putus dan My Lecturer My Husband Tayang Kembali
Senin 07-04-2025,08:59 WIB
Adu Kuat Puncak Grup C Piala Asia U-17 2025: Timnas Indonesia U-17 Vs Yaman, Ini Jadwal Siaran Langsung
Senin 07-04-2025,09:30 WIB
Tes Kemampuan Akademik (TKA) Gantikan Ujian Nasional: Lebih Fleksibel, Tidak Wajib, dan Fokus pada Prestasi
Terkini
Senin 07-04-2025,13:30 WIB
Penyaluran Bansos PKH Gunakan Aplikasi IKD Mulai Agustus 2025, Pemerintah Targetkan 10,5 Juta Keluarga
Senin 07-04-2025,13:00 WIB
Ada Pemutihan, Cek Pajak Kendaraan Kini Semakin Mudah, Ini 3 Cara Praktis yang Bisa Dilakukan di Rumah
Senin 07-04-2025,12:04 WIB
Lewat UMKM EXPO(RT), BRI Bantu Pengusaha UMKM Aksesori Ini Dapatkan Akses Pasar di Kancah Global
Senin 07-04-2025,11:30 WIB
Kunci Jawaban IPAS Kelas 6 SD Halaman 61 Kurikulum Merdeka: Panduan Belajar Soal Pertanyaan Esensial
Senin 07-04-2025,11:00 WIB