Membaca Buku, Hobi yang Keren dan Berpengaruh Besar

Jumat 08-08-2025,14:48 WIB
Reporter : Rendi Setiawan
Editor : Rendi Setiawan

Pembaca aktif tidak hanya menunggu informasi datang, tetapi proaktif mencari, bertanya, dan menggali lebih dalam.

  • Mencegah Manipulasi Informasi

Orang yang terbiasa membaca akan lebih skeptis terhadap isu viral dan cenderung memverifikasi sebelum percaya.

  • Belajar dari Negara Lain

Negara-negara maju memahami pentingnya budaya literasi. Di Selandia Baru misalnya, membaca koran—baik cetak maupun daring—menjadi bagian dari keseharian. Koran tersedia di rumah, kafe, halte, hingga taman kota.

Survei Roy Morgan tahun 2020 menunjukkan 75,6% masyarakat usia 14 tahun ke atas mengandalkan koran sebagai sumber informasi utama. Pemerintah dan masyarakat di sana percaya bahwa membaca media berkualitas adalah benteng terbaik melawan hoaks.

BACA JUGA:5 Hobi yang Harus Kamu Miliki

BACA JUGA:Sri Mulyani Akui Gaji Guru dan Dosen Tak Layak, APBN Terbatas.

Membaca Sebagai Gaya Hidup

Kita perlu mengubah cara pandang: membaca bukan sekadar tugas sekolah atau kewajiban pekerjaan, tetapi bagian dari identitas dan gaya hidup yang sehat secara intelektual dan emosional.

Membaca melatih ketajaman berpikir, kedalaman perasaan, dan kekayaan batin. Ia membantu kita memahami diri sendiri sekaligus membuka mata terhadap dunia luar.

Jika mayoritas anak muda memiliki kebiasaan membaca kuat, kita akan memiliki generasi kritis, kreatif, dan berdaya saing global. Mereka akan lebih siap mengenali isu-isu besar, memahami kompleksitas, dan merumuskan solusi untuk tantangan zaman.

BACA JUGA:Obat Alami Turunkan Asam Urat dan Kolesterol: Bahan-Bahannya Mudah Dijumpai di Dapur

BACA JUGA:Pembobol Situs Judol Ditangkap, Polda DIY Tegaskan Pemain hingga Bandar Akan Dikejar.

Mulai dari Langkah Sederhana

  • Pilih satu buku untuk dibaca setiap bulan.
  •  
  • Luangkan waktu 15 menit setiap hari untuk membaca.
  •  
  • Bergabunglah dalam komunitas atau klub buku.

Orang tua dan guru dapat menumbuhkan kecintaan membaca lewat keteladanan, bukan paksaan. Sekolah dapat menyediakan ruang literasi yang nyaman. Pemerintah dapat memperkuat perpustakaan fisik dan digital, serta mendukung industri buku berkualitas.

Mari kita ubah narasi lama: membaca itu membosankan. Sebaliknya—membaca adalah petualangan intelektual dan emosional yang seru.

Membaca membentuk manusia menjadi pribadi cerdas, peka, dan siap menghadapi masa depan. Jadikan membaca bagian dari keseharian, bukan karena keharusan, tetapi karena keinginan untuk terus tumbuh dan menginspirasi.

Kategori :