BACA JUGA:Soal Matematika Kelas 6 Semester 1
> “Kalau manusia biasa antara 60-80 denyut per menit itu bagus, jangan lebih dari 100 kali per menit,” jelasnya.
BACA JUGA:Soal Matematika Kelas 6 Semester 1
BACA JUGA:Advan Luncurkan Workplus Heritage Batik Edition: Laptop Perpaduan Teknologi Modern & Budaya Lokal
Wisesa juga menyarankan untuk memahami zona denyut jantung saat lari:
Zona 1-2: 70-100 bpm (masih bisa berbicara sambil berlari, aman untuk pemula).
Zona 3: 120-130 bpm (napas mulai berat, sebaiknya tidak dilakukan lebih dari 5-10 menit tanpa pelatihan yang cukup).
BACA JUGA:Advan Luncurkan Workplus Heritage Batik Edition: Laptop Perpaduan Teknologi Modern & Budaya Lokal
BACA JUGA:Xiaomi Seri Redmi Termurah Maret 2025 Ungguli Varian Terbaru Berkat Performa dan HargaBACA JUGA:Xiaomi Seri Redmi Termurah Maret 2025 Ungguli Varian Terbaru Berkat Performa dan Harga
Perhatikan Asupan Nutrisi dan Hidrasi
Banyak orang melupakan pentingnya nutrisi dan hidrasi sebelum berlari. Tanpa nutrisi yang cukup, tubuh tidak memiliki energi untuk beraktivitas dan risiko hipoglikemia meningkat.
Kekurangan cairan juga bisa menyebabkan dehidrasi, yang berisiko mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh. Dalam kondisi ekstrem, dehidrasi dapat memicu kejang, pingsan, hingga henti jantung.
BACA JUGA:HUT ke-80 RI: Warga Diminta Berdiri Tegap dan Hentikan Aktivitas Pukul 10.17 WIB.
BACA JUGA:Mi Gomak: Mi Spageti Khas Batak Toba dan Mandailing
> “Asam laktat bisa menumpuk kalau dipaksa terus berlari tanpa istirahat. Itu bisa memicu nyeri otot dan cedera,” tambah Wisesa.
BACA JUGA:Harga iPhone Turun Hingga Rp 5 Juta Setelah iPhone 16 Resmi Dijual di Indonesia