Keberadaan Indonesia sebagai basis produksi UP Phone terungkap melalui laporan Reuters (Agustus 2025). CEO Unplugged, Joe Weil, mengonfirmasi bahwa perusahaan mereka selama ini mengandalkan manufaktur di Indonesia sebelum berencana memperluas produksi ke Nevada, Amerika Serikat.
Ponsel yang dirakit di Indonesia dipasarkan seharga US$989 (sekitar Rp16 juta). Harga ini dianggap masih kompetitif untuk segmen privasi dan performa tinggi.
BACA JUGA:PLN ULP Kayu Agung Tingkatkan Keandalan Listrik di Tulung Selapan Lewat Uprating Penyulang Tenggiri
BACA JUGA:Warganet Geger! Dea Lipa, MUA Viral Lombok Ternyata Pria Tulen dan Dijuluki Sister Hong.
Ditekan Trump untuk Produksi di Amerika
Langkah Unplugged merakit UP Phone di Nevada tak lepas dari dorongan Presiden AS, Donald Trump, yang menargetkan lebih banyak perusahaan teknologi termasuk raksasa seperti Apple untuk memindahkan proses manufakturnya ke dalam negeri.
Trump menggunakan beberapa strategi, termasuk ancaman tarif tinggi untuk produk yang dijual di AS tetapi diproduksi di luar negeri.
Namun, merakit smartphone di AS bukanlah perkara mudah. Biaya tenaga kerja tinggi dan rantai pasok masih bergantung pada Asia. Unplugged menyadari tantangan ini dan memilih pendekatan berbeda:
Produksi skala lebih kecil
Tidak merilis model baru setiap tahun
Fokus pada stabilitas dan keberlanjutan produk
Cara ini dianggap lebih feasible bagi startup kecil yang ingin menembus pasar global tanpa terjebak kompetisi produksi massal.
BACA JUGA:10+ Ide Kado Hari Guru yang Berkesan & Fungsional: Dijamin Memorable Selamanya!
BACA JUGA:Ranking Paspor Indonesia 2025: Bebas Visa ke 73 Negara, Setara Maroko dan Eswatini
Indonesia Jadi Pemain Penting di Rantai Pasok Global
Fakta bahwa Unplugged memilih Indonesia sebagai basis produksi menunjukkan bahwa: