Meski ѕеmuаnуа duduk tegap bersama dаn melingkar dі lаntаі, tеtарі аdа ѕеdіkіt реrbеdааn dі antara peserta lаkі-lаkі dаn реrеmрuаn.
Peserta lаkі-lаkі dіhаrарkаn duduk baselo atau bеrѕіlа, Sеdаngkаn раrа perempuan duduk dеngаn саrа bаѕіmрuаh аtаu bеrѕіmрuh.
Makan bajamba biasanya dibuka dengan berbagai kesenian Minang, dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, hingga acara berbalas pantun.
Adab-adab yang ada dalam tradisi ini umumnya didasarkan pada ajaran Islam terutama Hadits.
BACA JUGA:Mengenal Pupuik Sarunai, Alat Musik Tradisional yang Unik Khas Minangkabau
Beberapa adab dalam tradisi ini di antaranya adalah seseorang hanya boleh mengambil apa yang ada di hadapannya setelah mendahulukan orang yang lebih tua mengambilnya.
Ketika makan, nasi diambil sesuap saja dengan tangan kanan, setelah ditambah sedikit lauk pauk, nasi dimasukkan ke mulut dengan cara dilempar dalam jarak yang dekat.
Ketika tangan kanan menyuap nasi, tangan kiri telah ada di bawahnya untuk menghindari kemungkinan tercecernya nasi.
Jika ada nasi yang tercecer di tangan kiri, harus dipindahkan ke tangan kanan lalu dimasukkan ke mulut dengan cara yang sama.
BACA JUGA:Mengenal Tari Lilin Asal Minang: Busana, Sejarah, Musik, dan Fungsinya
Tujuan makan dengan cara tersebut agar nasi yang hendak masuk ke mulut bila tercecer tidak jatuh ke piring.
Sehingga yang lain tidak merasa jijik untuk memakan nasi yang ada dalam piring secara bersama-sama.
Selain itu, posisi duduk juga harus tegap atau tidak membungkuk dengan cara bersimpuh (basimpuah) bagi perempuan dan bersila (baselo) bagi laki-laki.
Kemudian setelah selesai, tidak ada lagi nasi yang tersisa di piring, dan makanan yang disediakan wajib dihabiskan. *