Waspada Saat Jogging: Kenali Batasan Tubuh agar Terhindar dari Cedera hingga Risiko Kematian
Waspada Saat Jogging: Kenali Batasan Tubuh agar Terhindar dari Cedera hingga Risiko Kematian--ist
SILAMPARITV.CO.ID-Olahraga lari atau jogging menjadi salah satu aktivitas fisik yang kini semakin diminati oleh berbagai kalangan. Selain praktis dan tidak membutuhkan alat khusus, lari juga memberikan banyak manfaat untuk kesehatan, mulai dari menjaga kebugaran, membantu penurunan berat badan, hingga meningkatkan kesehatan jantung.
Namun, di balik manfaatnya, olahraga lari juga menyimpan risiko jika dilakukan tanpa persiapan dan pemahaman yang tepat. Tidak jarang, kasus cedera hingga kematian mendadak terjadi saat seseorang tengah berlari, terutama jika aktivitas tersebut dilakukan secara berlebihan atau tanpa mengenali kondisi tubuh sendiri.
BACA JUGA:Pengakuan Umi Cinta Soal Isu
BACA JUGA:Alarm Nyaring dari Pati: Pentingnya Suara Rakyat Harus Didengar oleh Pejabat
Risiko Lari Tanpa Persiapan: Cedera hingga Kematian Mendadak
Beberapa kasus kematian mendadak saat berlari telah dilaporkan di berbagai daerah, salah satunya seperti yang terjadi di Probolinggo pada Februari 2025, di mana seorang remaja dilaporkan meninggal saat lari pagi. Menurut ahli kebugaran Wisesa, hal ini bisa dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari kekurangan nutrisi, olahraga yang melebihi kapasitas tubuh, hingga hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah secara ekstrem.
BACA JUGA:Luis Enrique Ukir Sejarah! Antar PSG Juara Piala Super Eropa 2025 dan Samai Rekor Legenda
BACA JUGA:Jogging Ringan, Umur Panjang: Olahraga Sederhana yang Bikin Hidup Lebih Sehat dan Lama
> “Kemungkinan kalau ada kasus-kasus meninggal bisa jadi karena nutrisi tidak terpenuhi, kedua olahraga yang ekstrem melebihi kapasitasnya, dan kita kurang mengenali diri sendiri,” ungkap Wisesa.
BACA JUGA:Jogging Ringan, Umur Panjang: Olahraga Sederhana yang Bikin Hidup Lebih Sehat dan Lama
Kenali Batasan Tubuh Sebelum Berlari
Sebelum memulai aktivitas lari, penting bagi setiap individu untuk memahami batasan tubuhnya. Salah satu indikator dasar adalah Body Mass Index (BMI) atau indeks massa tubuh. Jika seseorang tergolong overweight atau obesitas, lari harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena beban pada persendian akan lebih berat.
Pemantauan denyut jantung (heart rate) juga menjadi kunci penting untuk menjaga keamanan saat berlari. Denyut jantung normal saat istirahat berkisar antara 60-80 kali per menit. Saat berlari, denyut jantung tidak seharusnya melebihi 100 kali per menit bagi pemula atau orang yang belum terbiasa berolahraga intens.
Sumber: