Lubuklinggau Menggugah Kesadaran akan Bahaya Banjir
--
SILAMPARITV.CO.ID - Ketika Satria, seorang bocah berusia 4 tahun, terseret arus banjir di Kota Lubuklinggau, Sumsel, pada hari Senin (3/6/2024), detik-detik kepanikan merajalela.
Saat ini, upaya pencarian terus dilakukan oleh warga Lorong Tawakal RT 04, Kelurahan Wira Karya, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, dengan harapan menemukan Satria dalam keadaan selamat.
BACA JUGA:Menghadapi Tantangan Menanggapi Banjir Bandang di Lubuklinggau
Peristiwa tragis ini menjadi momentum penting bagi kita semua untuk merenung. Banjir, bukan lagi sekadar peristiwa alam biasa, melainkan ancaman nyata yang harus diwaspadai.
Kisah Satria, yang tak sengaja terpeleset saat mencari ikan bersama kakaknya, Alvin (8), mengingatkan kita akan kepekaan terhadap lingkungan sekitar, terutama saat bencana melanda.
Membangun Kesadaran akan Bahaya Banjir
BACA JUGA:Ketika Kepercayaan Dikhianati Kisah Perampokan yang Menggemparkan Palembang
Banjir adalah musibah yang seringkali menimbulkan kerugian besar, baik secara materi maupun korban jiwa. Meskipun sudah menjadi peristiwa yang umum, kesadaran akan bahayanya masih seringkali terabaikan.
Pendidikan dan sosialisasi mengenai bahaya banjir harus menjadi prioritas bagi setiap individu, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan banjir seperti Kota Lubuklinggau.
Peran Keluarga dan Masyarakat
BACA JUGA:Presiden Jokowi Apresiasi Gubug Makan Mang Engking Sebroyot, Menunya Banyak Fasilitas Lengkap
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keselamatan anggota keluarganya dari ancaman banjir. Kasus Satria menunjukkan betapa pentingnya pengawasan dan pemantauan terhadap anak-anak, terutama saat mereka beraktivitas di sekitar sungai atau daerah yang berpotensi banjir.
Sosialisasi kepada anak-anak mengenai bahaya banjir dan bagaimana cara bertindak saat terjadi perlu dilakukan secara teratur.
Tak hanya keluarga, masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk saling menjaga satu sama lain saat bencana melanda.
Keberhasilan penyelamatan Alvin yang tersangkut di pohon bambu adalah contoh nyata bagaimana kepedulian dan kerjasama antarwarga dapat menyelamatkan nyawa.
Solidaritas dan gotong royong harus terus ditanamkan dalam budaya masyarakat, sehingga ketika bencana datang, kita siap membantu satu sama lain.
Pentingnya Infrastruktur Pengamanan Banjir
Investasi dalam infrastruktur pengamanan banjir menjadi hal yang tak bisa diabaikan. Pembangunan tanggul, saluran drainase yang baik, serta sistem peringatan dini yang efektif dapat membantu mengurangi risiko terjadinya banjir dan menyelamatkan banyak nyawa.
Pemerintah dan pihak terkait harus bekerja sama untuk memastikan bahwa infrastruktur ini tersedia dan berfungsi dengan baik, serta terus melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara berkala.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Pastikan Ketersediaan Stok Beras di Gudang Bulog Lubuk Linggau
Kisah Satria, bocah berusia 4 tahun yang terseret arus banjir di Kota Lubuklinggau, harus menjadi cambuk bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap bahaya banjir.
Kesadaran akan risiko banjir, peran keluarga dan masyarakat, serta investasi dalam infrastruktur pengamanan banjir adalah kunci untuk mengurangi dampak negatif dari bencana ini.
BACA JUGA:Tingkatkan Pasokan Listrik, Dirut PLN Langsung Tinjau Muratara
Mari bersama-sama membangun kesadaran dan kewaspadaan terhadap ancaman banjir, sehingga tragedi seperti ini tidak terulang di masa depan.
Sumber: