Petani Padi di Kota Lubuklinggau Antisipasi Serangan Hama Burung Pipit Menjelang Panen

Petani Padi di Kota Lubuklinggau Antisipasi Serangan Hama Burung Pipit Menjelang Panen

Petani Padi di Kota Lubuklinggau Antisipasi Serangan Hama Burung Pipit Menjelang Panen--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Awal tahun ini, para petani padi di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, menyambut musim panen dengan penuh optimisme. Hasil panen padi diprediksi akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, memberi harapan baru bagi petani di daerah ini. Duhanan, seorang petani padi yang tinggal di RT 02, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, mengungkapkan bahwa hasil panen padi kali ini sangat memuaskan.

“Normalnya, hasil panen kami bisa mencapai 1,5 ton gabah per hektar, dan jika dijadikan beras sekitar 4 kuintal. Namun, untuk tahun ini, buah padi terlihat lebih maksimal dan kami optimis hasilnya lebih baik,” ujar Duhanan saat ditemui pada Minggu (19/1/2025).

BACA JUGA:Aksi Damai Forum Honorer R3 Kota Lubuklinggau: Menuntut Kesejahteraan dan Kepastian Pekerjaan

BACA JUGA: Rudini, Kades Suka Maju, Pilih Mundur dari PPPK Guru 2024 untuk Fokus Mengabdi sebagai Kepala Desa

Namun, meski hasil panen terlihat bagus, Duhanan tetap berhati-hati dan terus melakukan berbagai upaya untuk melindungi tanaman padi dari serangan hama, khususnya hama wereng dan burung pipit yang kerap mengancam saat menjelang panen. Duhanan mengaku bahwa meski kondisi padi baik, ancaman dari hama selalu ada, dan dia melakukan langkah preventif dengan penyemprotan obat-obatan agar hama tidak merusak padi.

“Penyemprotan obat harus rutin dilakukan. Kalau tidak, hasilnya bisa gagal lagi. Apalagi, saat ini kami juga harus menjaga dari serangan burung pipit yang sering datang,” jelasnya. Menurut Duhanan, serangan burung pipit sangat berbahaya bagi tanaman padi yang siap panen, karena dalam waktu singkat mereka bisa merusak dan memakan banyak tanaman.

BACA JUGA:Depo Surya Mas Tawarkan Promo Imlek Spesial, Diskon hingga 70% dan Hadiah Lucky Angpao

BACA JUGA:Suzuki Luncurkan e-Access, Motor Listrik Ramah Lingkungan dengan Teknologi Canggih

Sebagai langkah pencegahan, Duhanan mulai memasang kentongan kaleng di beberapa titik sawah miliknya. Kentongan ini dipasang dengan cara yang cukup sederhana, hanya perlu ditarik untuk mengeluarkan suara keras yang bisa mengusir burung pipit. "Serangan burung pipit ini terjadi hampir setiap musim panen. Kalau kita tidak jaga, dalam hitungan menit saja burung-burung itu sudah datang banyak sekali. Dengan kentongan kaleng, suara kerasnya bisa mengusir mereka," ungkap Duhanan.

Selain menggunakan kentongan kaleng, Duhanan juga membuat orang-orangan sawah yang terbuat dari bahan sederhana dan diikat dengan tali. Ketika tali ditarik, orang-orangan sawah ini akan bergerak, dan hal ini akan menakut-nakuti burung pipit yang mendekat. "Cara ini cukup efektif. Meskipun tidak bisa 100% mengusir, setidaknya burung-burung itu merasa takut dan segera terbang," jelasnya.

BACA JUGA:Pererat Silaturahmi, PKS Lubuklinggau Gelar Fun Day di Danau Aur Musi Rawas Berjalan Sukses

BACA JUGA:Jadwal Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025

Namun, meskipun sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi serangan burung pipit, Duhanan mengungkapkan bahwa tantangan tidak berhenti begitu saja. Pada saat-saat tertentu, misalnya saat waktu sholat dzuhur, dia harus bergantian dengan saudaranya untuk terus menjaga sawah agar burung-burung tidak masuk dan merusak padi.

“Kalau saya tidak ada di sawah, burung pasti masuk dan memakan padi. Makanya, saya dan saudara-saudara saya sering bergantian menjaga sawah, terutama saat waktu-waktu yang lebih rawan seperti siang hari,” tambah Duhanan.

BACA JUGA:Perselisihan Shella Saukia dan Doktif, Dipicu Oleh Review Skincare yang Negatif

BACA JUGA:Tips Mengatur Jadwal Kuliah dan Kerja Sampingan, Anti Bentrok!

Sementara itu, cara lain yang pernah dicoba oleh Duhanan adalah memasang jaring untuk menutupi tanaman padi dari serangan burung. Namun, hal tersebut justru membawa masalah baru. Burung yang terjebak di dalam jaring malah memakan padi lebih banyak karena terkurung dan tidak bisa keluar. "Meski jaring bisa mencegah burung masuk, ternyata masalah baru muncul, yaitu burung-burung yang terjebak malah makan padi lebih banyak lagi," ungkapnya.

Duhanan dan para petani lainnya kini berharap cuaca mendukung dan serangan hama dapat ditekan agar hasil panen mereka bisa maksimal. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, mereka tetap optimis bahwa panen padi kali ini akan memberikan hasil yang baik, meskipun tantangan dari hama terus mengintai.

BACA JUGA:Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Kulit Berminyak: Solusi Tepat untuk Kulit Tetap Lembap Tanpa Minyak

BACA JUGA:Dokter Detektif Laporkan Shella Saukia ke Polda Metro Jaya atas Dugaan Pengeroyokan

Sumber: