Program Makan Bergizi Gratis di Sumenep Dihentikan, 2.965 Siswa Tak Lagi Menerima Bantuan

SILAMPARITV.CO.ID - Sebanyak 2.965 siswa di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, resmi tidak lagi menerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sebelumnya diberikan oleh pemerintah. Mulai hari ini, Senin (17/2/2025), program tersebut dihentikan tanpa penjelasan rinci mengenai alasan di balik keputusan tersebut.

Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Sumenep, Didik Santoso, mengatakan bahwa informasi terkait penghentian program MBG telah disampaikan oleh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Sumenep melalui grup WhatsApp para penerima manfaat program ini.

“Sabtu (15/2/2025) lalu sudah diinfokan di grup WhatsApp. Kami pun langsung menyampaikan kepada semua wali kelas agar segera menginformasikan kepada wali murid. Tujuannya agar anak-anak tidak membawa wadah kosong atau datang ke sekolah tanpa sarapan dari rumah,” ujar Didik di Sumenep.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pandian I, Kecamatan Kota, Kusniah, juga membenarkan informasi penghentian program ini.

“Kami hanya menerima pemberitahuan bahwa program dihentikan mulai Senin ini, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai alasan penghentian. Dalam pemberitahuan tersebut hanya disebutkan adanya dinamika internal penyelenggara yang belum teratasi,” jelas Kusniah dikutip dari Kompas.com.

BACA JUGA:Ingat, Pekan Ini Operasi Keselamatan 2025 Masih Berlangsung! Waspadai 11 Jenis Pelanggaran

BACA JUGA:HDCU Menggelar Pertemuan Perdana dengan Kepala Daerah Sumsel, Fokus pada Sinergi dan Efisiensi

Penghentian program MBG ini menimbulkan kekecewaan di kalangan siswa dan orang tua murid. Sejak diluncurkan pada 13 Januari 2025, program ini telah membantu ribuan siswa mendapatkan asupan gizi tambahan selama mereka berada di sekolah.

Salah seorang wali murid, Siti (37), mengaku kecewa dengan penghentian tiba-tiba ini karena program MBG sangat membantu kebutuhan pangan anak-anak mereka.

“Kami sebagai orang tua merasa terbantu dengan adanya program ini. Anak-anak tidak perlu khawatir kelaparan di sekolah. Sekarang kalau program ini dihentikan, kami harus lebih ekstra menyiapkan bekal,” ungkapnya.

Menurut Kusniah, selama pendistribusian, MBG di SDN Pandian 1 tidak mengalami kendala. Menu makan selalu tersedia sebelum jam istirahat tiba dan diterima dengan baik oleh para siswa. Namun, kini pihak sekolah belum mendapatkan kepastian kapan program tersebut akan dilanjutkan kembali.

“Sampai saat ini belum ada informasi kapan program ini akan dimulai kembali. Kami juga tidak bisa memberikan kepastian kepada siswa dan orang tua,” tambah Kusniah.

BACA JUGA:Kunci Jawaban IPS Kelas 8 Halaman 161 Kurikulum Merdeka: Nama Tokoh Perjuangan Indonesia

BACA JUGA:Kecelakaan Maut di Lubuk Linggau: Wuling vs Sedan, Satu Korban Tewas di Tempat

Pemerintah Diminta Beri Penjelasan

Dengan adanya penghentian program secara tiba-tiba, banyak pihak meminta transparansi dari pemerintah daerah maupun instansi terkait. Ketua Komisi Pendidikan DPRD Sumenep, Haryanto, menyatakan bahwa pihaknya akan meminta klarifikasi dari Kepala SPPG dan instansi terkait mengenai alasan penghentian serta kemungkinan kelanjutan program ini.

“Kami akan segera meminta penjelasan dari pihak terkait mengenai penghentian program ini. Program ini sangat bermanfaat bagi anak-anak, sehingga perlu ada kejelasan apakah akan dilanjutkan atau tidak,” kata Haryanto.

Sementara itu, masyarakat berharap agar pemerintah dapat segera menemukan solusi agar program MBG kembali berjalan demi kelangsungan asupan gizi bagi siswa di Sumenep.

BACA JUGA:Penjual Tempe di Lubuk Linggau Ditemukan Tewas Tergantung di Pohon, Diduga Bunuh Diri

BACA JUGA:Silampari Fun Run 5K 2025 Sukses Digelar, Ratusan Peserta Meriahkan Acara di TOS Lubuk Linggau

Sumber: