Mengenal Kain Tenun dari Pagar Alam yang Dihidupkan Kembali

Mengenal Kain Tenun dari Pagar Alam yang Dihidupkan Kembali

ilustrasi kain tenun pagar alam--freepik

SILAMPARITV.CO.IDKain tenun khas Pagaralam merupakan salah satu budaya yang ada di Sumatera Selatan dan sudah ada sejak tahun 1942. Kain ini meliputi dua jenis, yakni perulung hitam dan perulung merah.

Beberapa tahun belakangan disebutkan telah punah, dikarenakan tidak ada lagi pengerajin yang melanjutkan pembuatan kain tenun ini. 

Tekstil perlung banyak dicari oleh para kolektor. Harganya berkisar Rp 5 jutaan hingga Rp 6 jutaan. Bagi masyarakat yang berusia di atas 100 tahun, harganya bisa mencapai Rp 30 hingga 50 juta.

Pada tahun 1960-an-1970-an, masyarakat Besemah masih menyimpan kain songket khas tenun tangan ini. Namun kini dipastikan sudah hilang: selain termakan usia, juga sengaja dijual ke kolektor.

BACA JUGA:Mengenal Congklak, Permainan Tradisional Anak Indonesia

Tekstil Perelung sangat istimewa dan unik. Tidak hanya secara fisik tetapi juga dari segi teknik tenunnya. 

Tekstil perelung seluruhnya dirakit dengan tangan. Bahan dasar menggunakan kawat emas 100%.

Berbeda dengan songket Palembang atau songket Silungkang (Sumatera Barat) yang hanya menggunakan sedikit benang emas.

Polanya sebagian besar berupa garis putus-putus, sedangkan pola pada lagu palembang berbentuk melengkung dan patah-patah.

BACA JUGA:Eksplorasi Keindahan Tari Pendet: Sejarah dan Asal Usulnya

Terutama digunakan pada acara-acara adat, misalnya perkawinan adat dan acara-acara besar. 

Keunikan tekstil Perelung juga ditunjukkan melalui proses pemakaiannya. Kenakan dari dada hingga lutut.

Menenun tekstil Perelung membutuhkan keahlian dan kecanggihan yang luar biasa. Karena ditenun dengan tangan maka diperlukan tukang sepatu, yaitu seseorang yang ahli dalam menyusun pola tertentu dari benang emas sebelum ditenun.

BACA JUGA:Mengenal Terciptanya Tarian Zapin Melayu dan Sejarahnya, Yuk Simak!

Sumber: