Mengenal Tradisi Sisingan Subang: Sejarah, Bahan dan Artinya

Mengenal Tradisi Sisingan Subang: Sejarah, Bahan dan Artinya

tradisi sisingan--

BACA JUGA:5 Ritual Utama Suku Dayak Kalimantan Tengah

Pertunjukan Sisingaan:

Pertunjukan Sisingan diawali dengan alunan musik yang dinamis. Penari tukang pukul Sisinga mengawali permainan dengan gerak-gerak seperti berkuda, bank trip, anangancang, berguling, dua pukulan, mundur, leher, mincid, ewag, jeblag, bahu berguling, belalai singa, kepala singa, dagu ke atas, ngolecer, lambang, tiga kotak , menanam pisang, menginjak batu dan transmisi. Singaan terus berputar mengelilingi kota, desa atau jalan kota hingga mencapai lokasi semula.

Musik pengiring semakin dinamis perkembangannya dan lahirlah musik genjring bonyok dan tardug.

Pemain Sisingaan:

BACA JUGA:Ini dia 5 Festival Budaya di Indonesia yang Tidak Boleh Dilewatkan

Kesenian Sisingan terdiri dari delapan pembawa, sepasang tokoh Sisingan, waditra (alat musik), nayaga (pemusik gamela) dan sinden atau kawih. Setiap patung Sisingan diusung oleh empat orang dengan satu orang penunggangnya.

Pemain Singaa memerlukan keahlian khusus karena permainannya bersifat kolektif. Tujuannya agar lakon dengan tokoh singa selaras dengan musik dan tarian.

Masing-masing peserta kesenian Sisingan mempunyai makna tersendiri, seperti empat pengusung yang mewakili masyarakat adat yang tertindas oleh penjajah. Sepasang figur singa melambangkan dua penjajah (Belanda dan Inggris).

Kemudian pengendara Sisingan melambangkan generasi muda yang mampu melawan para penyerang. Nayaga melambangkan masyarakat bahagia atau masyarakat Subang yang berusaha memberikan semangat kepada generasi muda.

BACA JUGA:Mengenal Tari Pakarena, Tarian Khas Sulawesi Selatan

Makna Sisingaan:

Kesenian Sisingan mempunyai arti bagi masyarakat Subang. Secara sosial, masyarakat Subang meyakini bahwa semangat seni sangat berperan penting dalam diri mereka. Seni berarti teater. Maka kehadiran Sisingan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Subang.

Padahal Subang dan Jawa Barat tidak memiliki habitat singa. Namun menurut konsep yang populer, patung singa dapat diterima sebagai seni tradisional berupa Sisingan. Masyarakat Subang secara spiritual meyakini tradisi singa merupakan salah satu bentuk penyelamatan atau rasa syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan.

Sumber: