Mengenal Suku Anak Dalam, Asal Usul Hingga Tradisi
ilustrasi suku anak dalam--freepik
Menumbai adalah tradisi pengambilan madu dengan produsen (juagan) melantunkan mantra pujian kepada lebah.
Selain membakar dupa, Juagan juga membakar satu ton untuk membakar lebah agar berpindah ke pohon lain.
Madu yang dihasilkan diangkut ke jantung darah dengan tali rotan.
BACA JUGA:Primbon Jawa: Kelahiran 7 Februari 1998, Menurut Hitungan Wuku dan Weton
3. Melangun
Melangun merupakan tradisi mengharukan yang dilakukan masyarakat suku Anak Dalam untuk menghilangkan rasa duka ketika keluarga atau kerabatnya meninggal dunia.
Dahulu, jenazah ditutupi dengan kain dan ditempatkan di sebuah gubuk yang disebut pazoron.
Melangun diawali dengan menangis dan merebahkan tubuh selama seminggu dengan harapan nyawa yang hilang dapat dikembalikan ke dalam tubuh.
Masih ada masyarakat Suku Anak Dalam yang enggan menguburkan jenazah karena percaya orang mati bisa hidup kembali.
Kemudian mereka pergi selama beberapa tahun, sampai kesedihannya hilang, dan kemudian mereka kembali ke tempat asalnya.
Namun ada juga yang langsung menguburkan jenazah dan segera berangkat di hari yang sama, karena menganggap rumah tersebut membawa sial.
BACA JUGA:Legenda Sendang Kasihan: Cerita Keajaiban dan Mitos Sunan Kalijaga
Sumber: