Bangkit dari Kursi: Mengungkap Bahaya Duduk Terlalu Lama dan Langkah Menuju Kesehatan Optimal

Bangkit dari Kursi: Mengungkap Bahaya Duduk Terlalu Lama dan Langkah Menuju Kesehatan Optimal

ilustrasi duduk lama--freepik

SILAMPARITV.CO.IDDalam dunia yang semakin didominasi oleh pekerjaan meja dan gaya hidup yang sedentari, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Steve Nguyen dari Universitas California, San Diego (UCSD) dan timnya di Journal of the American Heart Association pada Februari 2023, telah menarik perhatian atas masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh kebiasaan duduk terlalu lama.

Temuan mereka menunjukkan bahwa menghabiskan lebih dari 11 jam sehari dengan duduk bisa meningkatkan risiko kematian dini sebesar 57 persen.

Kebiasaan duduk terlalu lama tidak hanya terbatas pada pekerja kantoran tetapi juga merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat modern, termasuk saat bersantai di rumah, menonton televisi, atau bermain video game.

Menurut estimasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), rata-rata orang Amerika menghabiskan antara 6,5 hingga 8 jam per hari untuk duduk.

BACA JUGA:Hati-Hati! Gara-gara Benda Ini Ribuan Pengendara Motor Kena Tilang di Jawa Barat

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Amerika tetapi juga di berbagai negara lain, khususnya di kalangan masyarakat perkotaan yang menjalani gaya hidup serupa.

Keterkaitan antara perilaku sedentari dan berbagai masalah kesehatan kronis telah lama menjadi topik penelitian.

Penelitian terbaru ini menambahkan bukti yang semakin memperkuat pemahaman kita bahwa duduk terlalu lama dapat berkontribusi pada peningkatan risiko berbagai penyakit, termasuk diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker, seperti kanker kolon, payudara, dan uterus. 

Kesadaran tentang bahaya yang ditimbulkan oleh perilaku sedentari telah mendorong World Health Organization (WHO) untuk merilis pedoman khusus tentang aktivitas fisik dan perilaku sedentari pada tahun 2020.

BACA JUGA:Tersulut Dendam Karena Ayahnya Dibunuh, Adik Pelaku Pembunuhan Dihabisi

Pedoman ini tidak hanya ditujukan untuk pekerja kantoran tetapi juga memberikan rekomendasi tentang jumlah aktivitas fisik yang cukup untuk anak-anak dan remaja, mencakup aspek frekuensi, intensitas, dan durasi.

Menghadapi kenyataan ini, penting bagi individu dan masyarakat untuk mulai mengadopsi kebiasaan yang lebih aktif secara fisik. Solusi yang bisa diimplementasikan mencakup mengambil waktu untuk berdiri dan bergerak setiap beberapa jam sekali selama bekerja, menggunakan meja yang dapat diatur ketinggiannya agar bisa bekerja sambil berdiri, dan menyisihkan waktu untuk berolahraga secara teratur.

Perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti memilih untuk berjalan atau bersepeda daripada mengemudi untuk jarak dekat, atau mengambil tangga daripada lift, juga dapat berkontribusi pada peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh gaya hidup sedentari.

BACA JUGA:Perang Sarung Bukan Tradisi Ramadan: Langkah Keras Palembang Atasi Tawuran Anak Muda

Sumber: