Meriahnya Tradisi Tumbilotohe, Festival Cahaya Hijau Menuju Kesadaran Lingkungan

Meriahnya Tradisi Tumbilotohe, Festival Cahaya Hijau Menuju Kesadaran Lingkungan

Foto Ilustrasi Tumbilotohe--

SILAMPARITV.CO.ID - Menjelang akhir bulan suci Ramadhan, cahaya berwarna-warni mulai menyinari langit Gorontalo. Warga mempersiapkan diri untuk melaksanakan tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya lokal mereka: "malam pasang lampu" atau yang dikenal dengan sebutan tumbilotohe.

Tidak hanya sekadar tradisi, tumbilotohe telah menjadi pesta cahaya yang dinantikan, menghiasi ruas-ruas jalan, halaman rumah, pagar, hingga tepian Danau Limboto dan Danau Perintis dengan sinar-sinar yang mempesona.

Tradisi tumbilotohe bukanlah sekadar kebiasaan turun-temurun semata. Ia adalah warisan budaya yang memancarkan kehangatan dan kebersamaan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.

BACA JUGA:Kapolda Jabar Tekankan Keselamatan Penumpang dengan Kendaraan Layak dan Sopir Berkompet

Setiap tahunnya, remaja masjid setempat turun tangan untuk memasang tiang-tiang bambu yang akan menjadi penyangga lampu-lampu berwarna. Kawat yang menghubungkan antarbambu di tepi jalan akan menjadi landasan bagi lampu-lampu, menciptakan lengkungan indah di atas jalanan.

Namun, tahun ini, tradisi tumbilotohe di Gorontalo mendapatkan sentuhan baru yang tidak hanya memperkuat kebersamaan, tetapi juga mengangkat isu lingkungan.

Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo bersama Pemerintah Kabupaten dan Kota sepakat untuk menggelar Festival Green Tumbilotohe. Festival ini tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga ajang untuk mempromosikan kesadaran lingkungan dan menghadirkan solusi berkelanjutan.

BACA JUGA:Momen Safari Ramadhan: Bupati dan Wabup Musi Rawas Salurkan Bantuan Sosial ke Warga Pagar Sari

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Aryanto Husain, menjelaskan bahwa Festival Green Tumbilotohe (FGT) bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi tumbilotohe dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan.

Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah penggunaan minyak kelapa sebagai bahan bakar untuk lampu-lampu, menggantikan minyak tanah yang biasanya digunakan. Langkah ini bukan hanya untuk mengurangi dampak polusi udara, tetapi juga mempromosikan penggunaan sumber energi terbarukan.

BACA JUGA: Mengokohkan Keharmonisan dan Kesucian Ramadan di Surabaya Dengan Melakukan Operasi Pekat

"Festival Green Tumbilotohe bukan hanya tentang pesta cahaya, tetapi juga tentang kesadaran akan lingkungan dan perubahan iklim," ujar Aryanto Husain dengan penuh semangat.

"Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat Gorontalo untuk lebih peduli terhadap isu pemanasan global dan polusi lingkungan."

Melalui Festival Green Tumbilotohe, masyarakat Gorontalo diajak untuk merenungkan peran mereka dalam menjaga bumi ini.

Sumber: