Indonesia Harus Mengambil Resiko Biaya Ekonomi Tinggi Tahun 2024

BACA JUGA:Berikut Ini Penjelasan Memanfaatkan Media Sosial sebagai Ladang Bisnis

 Dalam skenario ini, meningkatnya permintaan terhadap dolar AS dapat mengakibatkan penurunan pasokan rupiah di pasar, yang pada gilirannya dapat menyebabkan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kedua, pembayaran dividen kepada nonresiden juga dapat menyebabkan tekanan tambahan terhadap nilai tukar rupiah. 

BACA JUGA:Ini Dia cara Menanam Jagung Pakan Ternak, Jadi Peluang bisnis yang Menguntungkan

Saat perusahaan domestik membayar dividen kepada pemegang saham nonresiden, mereka harus menukar rupiah mereka menjadi valuta asing, terutama dolar AS, untuk memenuhi kewajiban pembayaran dividen. 

Jika jumlah pembayaran dividen ini signifikan, dapat menyebabkan peningkatan permintaan valuta asing yang signifikan di pasar, yang pada akhirnya dapat memengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah.

BACA JUGA:Tips Memilih Bisnis Baju Lebaran yang Menguntungkan di Bulan Puasa

Terakhir, pembayaran kupon kepada nonresiden juga dapat berkontribusi terhadap pelemahan rupiah.

 Ketika perusahaan atau pemerintah Indonesia membayar kupon obligasi kepada pemegang obligasi nonresiden, mereka juga harus menukar rupiah mereka menjadi valuta asing, terutama dolar AS. 

Peningkatan permintaan valuta asing untuk tujuan pembayaran kupon ini dapat menyebabkan tekanan tambahan pada nilai tukar rupiah. 

BACA JUGA:Budidaya Kutu Air untuk Pakan Ikan hias Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan? Ini Caranya!

Oleh karena itu, keseluruhan dampak peningkatan permintaan valuta asing secara musiman dapat menjadi faktor yang memperlemah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kenaikan dolar AS dan pelemahan rupiah, bersama dengan kompleksitas perekonomian global, akan langsung berdampak pada perekonomian nasional, terutama pada sektor keuangan. 

BACA JUGA:Ini Cara Menanam Anggur Brazil, Peluang Bisnis yang Menggiurkan dari Buah Langkah Ini

Hal ini akan meningkatkan biaya ekonomi nasional dan menyebabkan biaya produksi sektor riil membengkak, terutama bagi usaha yang mengimpor bahan baku dan bahan penolong serta memiliki utang dalam dolar AS.

Sumber: