PM Israel yang Dibunuh oleh Ekstremis Yahudi karena Ingin Damai dengan Palestina

PM Israel yang Dibunuh oleh Ekstremis Yahudi karena Ingin Damai dengan Palestina

PM Israel yang Dibunuh oleh Ekstremis Yahudi karena Ingin Damai dengan Palestina--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin, ditembak mati oleh seorang Yahudi radikal setelah menghadiri aksi damai di Lapangan Kota, kemudian dikenal sebagai Rabin Square. Pelaku, Yigal Amir, yang menentang perjanjian Oslo, mendekati Rabin dari belakang dan menembaknya dua kali, kemudian langsung ditangkap di tempat kejadian 

BACA JUGA:Kalapas Lubuklinggau Gelar Briefing Komprehensif untuk Petugas Jaga

BACA JUGA:Lapas Lubuklinggau Ikut Pemusnahan Barang Bukti Inkracht di Kantor Kejari Kota Lubuklinggau

Dari Panglima Perang ke Arsitek Perdamaian

Rabin menjalani dua periode sebagai PM (1974–1977 & 1992–1995). Berkarier sebagai militer, ia dikenal tegas dalam menghadapi Intifada—gelombang protes rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel pada akhir 1980‑an, mengandalkan kekuatan militer . Namun, pada masa kedua, ia berubah arah dramatis, mendekati pemimpin PLO, Yasser Arafat, dan menandatangani Perjanjian Oslo pada 13 September 1993, bertekad menempuh jalur diplomasi damai.

BACA JUGA:DLH Ambil Sampel Air Limbah di Lapas Lubuklinggau: Komitmen Terhadap Lingkungan

BACA JUGA:Lapas Lubuklinggau Dukung Forum P4GN BNN Kota: Perangi Narkoba dari Dalam dan Luar Lembaga

Simbol Harmoni: Jabatan Tangan Rabin & Arafat

Tangan Rabin dan Arafat bersatu di halaman Gedung Putih di hadapan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton—sebuah simbol harapan perdamaian antara Israel dan Palestina.

BACA JUGA: Penguatan Tusi Pemasyarakatan, Kalapas Lubuklinggau Ikuti Kegiatan di Muaraenim.

BACA JUGA:Lapas Lubuklinggau Gelar Pisah Sambut Pejabat Struktural Eselon IV & V

Penembakan Tragis

Setelah aksi damai, pelaku Yigal Amir—seorang mahasiswa hukum—mendekati Rabin dan menembaknya dua kali; satu peluru mengenai punggung kiri hingga patah tulang rusuk, satunya lagi masuk ke perut, merusak organ vital. Rabin sempat dilarikan ke rumah sakit, namun meninggal sekitar pukul 23.02 waktu setempat.

Motif Ekstremis: Menghalangi Perdamaian

Sumber: