SILAMPARITV.CO.ID - Dunia konservasi kembali bersinar harapan setelah seekor kucing merah Kalimantan (Catopuma badia) berhasil terekam kamera jebak di Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Kalimantan Utara. Penampakan ini menjadi yang pertama dalam dua dekade terakhir, sejak penampakan terakhir pada tahun 2003. Kabar ini menjadi sorotan luas karena kucing merah Kalimantan merupakan salah satu spesies kucing liar paling langka dan misterius di dunia, yang hanya bisa ditemukan di Pulau Kalimantan. BACA JUGA:Dokter Anak Tolak Usulan Sekolah Jam 6 Pagi: Ganggu Perkembangan Otak Anak BACA JUGA:Jokowi Absen di Upacara Harlah Pancasila 2025 karena Alergi Kulit, Prabowo Jadi Inspektur Upacara Penemuan Langka di TNKM Rekaman terbaru yang diunggah pada 20 Maret 2025 oleh Balai TNKM memperlihatkan seekor kucing merah dewasa melintas di atas batang kayu tumbang. Rekaman ini diambil melalui kamera jebak (camera trap) yang dipasang oleh petugas TNKM, Josua Wandry Nababan dan Novaldo Markus, selama kegiatan inventarisasi satwa. Penampakan sebelumnya di kawasan ini hanya terjadi dua kali: Tahun 1957 oleh naturalis Prancis Pierre Pfeffer Tahun 2003 oleh tim WWF dan peneliti Dave Augeri “Ini adalah momentum bersejarah bagi konservasi satwa langka di Kalimantan. Tapi kita masih belum mengetahui populasi pastinya,” ujar Kepala Balai TNKM, Seno Pramudito. BACA JUGA: Drama Kurir di PALI: Dari Penggelapan COD hingga Sandiwara Begal yang Berujung Penjara BACA JUGA:Latihan Soal SAS Bahasa Inggris Kelas 3 SD Semester 2 Kurikulum Merdeka 2025 Si Misterius dari Hutan Kalimantan Kucing merah Kalimantan atau Bornean Bay Cat adalah satu-satunya kucing endemik Pulau Kalimantan dan tergolong spesies terancam punah (Endangered) oleh IUCN sejak tahun 2002. Jumlah populasinya diperkirakan hanya sekitar 2.500 individu dewasa. Karakteristik Fisik: Panjang tubuh: 50–60 cm Ekor: 30–40 cm Berat: 2,3–4,5 kg Warna bulu: Cokelat kemerahan keemasan Kepala bulat dan telinga lebar Sifat: Nokturnal dan pemalu, sulit ditemukan di alam liar BACA JUGA:Hotman Paris Dilarikan ke Rumah Sakit di Singapura Akibat Keracunan Ikan Panggang BACA JUGA:Resmi: Matheus Cunha Gabung Manchester United, Rekrutan Pertama Era Ruben Amorim Habitat dan Sebaran Habitat alaminya adalah hutan tropis lebat, mulai dari rawa, dataran rendah, hingga bukit pada ketinggian sampai 500 mdpl. Kucing ini juga terekam beraktivitas di sekitar sungai dan hutan bakau. Distribusinya mencakup: Kalimantan Utara, Timur, Tengah, Barat Sabah dan Sarawak (Malaysia) Namun, deforestasi dan aktivitas manusia mengancam keberlangsungan hidupnya. Sejak 1980-an, luas hutan Kalimantan menurun drastis dari 75% menjadi hanya 52% pada 2005. BACA JUGA:Kalender Juni 2025, 6 dan 27 Juni 2025 Memperingati Hari Apa? BACA JUGA:BRI Liga 1 2024/2025 Sukses, BRI Buktikan Sepak Bola Sebagai Sarana Sinergi Pemberdayaan Olahraga dan UMKM Ancaman Serius Beberapa ancaman utama yang dihadapi: Deforestasi masif akibat perkebunan, pertambangan, dan pembalakan liar Perburuan ilegal dan perdagangan satwa liar Perangkap hewan yang dipasang untuk satwa lain Pada 2022, seekor kucing merah ditemukan mati karena terjebak jerat di Murung Raya. BACA JUGA:Indeks Bisnis UMKM BRI: Kinerja Terus Tumbuh dan Tetap Optimis BACA JUGA:Walikota Lubuklinggau, H. Rachmat Hidayat, memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025 Status Perlindungan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999: Kucing merah dilindungi di Indonesia CITES Appendix II: Perdagangan internasionalnya dikontrol ketat BACA JUGA:Latihan Soal PAS/SAS Seni Musik Kelas 5 SD Semester 2 Kurikulum Merdeka Tahun 2025 Lengkap dengan Kunci Jawaba BACA JUGA:Suzuki Fronx Gaet 10 Ribu Konsumen Sebelum Peluncuran Resmi di Indonesia Tantangan Konservasi: Minimnya Data Hingga kini, informasi mengenai ekologi, perilaku, dan distribusi kucing merah masih sangat terbatas. Ini menyulitkan perencanaan konservasi yang efektif. “Kita butuh penelitian intensif dan edukasi kepada masyarakat lokal agar spesies ini tidak hilang selamanya,” kata salah satu peneliti TNKM. Harapan Baru dari Kamera Jebak Penemuan ini membuka peluang baru untuk meneliti dan memahami lebih jauh kehidupan kucing merah Kalimantan. Diharapkan, momen ini mendorong: Peningkatan pendanaan konservasi Penelitian lanjutan Penguatan perlindungan habitat alami BACA JUGA:Pemerintah Kota Lubuklinggau Gelar Rapat Persiapan Idul Adha 1446 H: Fokus pada Pelaksanaan Sholat, Pawai Takb BACA JUGA:10 Minuman Ini Bisa Bikin Wajah Kamu Tetap Awet Muda Meski Menua
Kucing Merah Kalimantan Muncul Lagi Setelah 20 Tahun, Harapan Baru Konservasi Satwa Langka
Selasa 03-06-2025,15:49 WIB
Reporter : Rendi Setiawan
Editor : Rendi Setiawan
Tags : #tnkm
#savebaycat
#satwalangka
#kucingmerahkalimantan
#konservasihutan
#kalimantanwildlife
#baycat
Kategori :
Terkait
Senin 24-11-2025,10:03 WIB
Setelah 13 Tahun Mencari, Ilmuwan Temukan Rafflesia hasseltii di Sumatera Barat.
Selasa 21-10-2025,09:37 WIB
Kembali ke Almamater, Jokowi Hadiri Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM dan Serukan Pelestarian Alam.
Selasa 03-06-2025,15:49 WIB
Kucing Merah Kalimantan Muncul Lagi Setelah 20 Tahun, Harapan Baru Konservasi Satwa Langka
Terpopuler
Senin 15-12-2025,13:05 WIB
5 Latihan Soal TKA Matematika SD dan Kunci Jawaban: Sifat Bangun Datar
Senin 15-12-2025,13:33 WIB
Perpol 10/2025 Disahkan, Penugasan Anggota Polri Diperluas ke 17 Instansi
Senin 15-12-2025,16:33 WIB
1.761 Tenaga Honorer Pemkot Lubuk Linggau Resmi Terima SK PPPK Paruh Waktu Tahun 2025
Senin 15-12-2025,16:38 WIB
PLN UP3 Lubuklinggau Gelar Apel Siaga Nataru, Pastikan Keandalan Pasokan Listrik Akhir Tahun
Senin 15-12-2025,15:21 WIB
Puluhan SD Negeri di Brebes Diduga Bayar Tiket Konser Dewa 19 Pakai Dana BOS
Terkini
Senin 15-12-2025,20:34 WIB
Hijaukan Lahan Pembinaan, Lapas Narkotika Muara Beliti Lakukan Penanaman Bibit Jagung
Senin 15-12-2025,16:38 WIB
PLN UP3 Lubuklinggau Gelar Apel Siaga Nataru, Pastikan Keandalan Pasokan Listrik Akhir Tahun
Senin 15-12-2025,16:33 WIB
1.761 Tenaga Honorer Pemkot Lubuk Linggau Resmi Terima SK PPPK Paruh Waktu Tahun 2025
Senin 15-12-2025,15:44 WIB