Kucing Merah Kalimantan Muncul Lagi Setelah 20 Tahun, Harapan Baru Konservasi Satwa Langka

Selasa 03-06-2025,15:49 WIB
Reporter : Rendi Setiawan
Editor : Rendi Setiawan

 

SILAMPARITV.CO.ID - Dunia konservasi kembali bersinar harapan setelah seekor kucing merah Kalimantan (Catopuma badia) berhasil terekam kamera jebak di Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Kalimantan Utara. Penampakan ini menjadi yang pertama dalam dua dekade terakhir, sejak penampakan terakhir pada tahun 2003.

 

Kabar ini menjadi sorotan luas karena kucing merah Kalimantan merupakan salah satu spesies kucing liar paling langka dan misterius di dunia, yang hanya bisa ditemukan di Pulau Kalimantan.

BACA JUGA:Dokter Anak Tolak Usulan Sekolah Jam 6 Pagi: Ganggu Perkembangan Otak Anak

BACA JUGA:Jokowi Absen di Upacara Harlah Pancasila 2025 karena Alergi Kulit, Prabowo Jadi Inspektur Upacara

Penemuan Langka di TNKM

 

Rekaman terbaru yang diunggah pada 20 Maret 2025 oleh Balai TNKM memperlihatkan seekor kucing merah dewasa melintas di atas batang kayu tumbang. Rekaman ini diambil melalui kamera jebak (camera trap) yang dipasang oleh petugas TNKM, Josua Wandry Nababan dan Novaldo Markus, selama kegiatan inventarisasi satwa.

 

Penampakan sebelumnya di kawasan ini hanya terjadi dua kali:

 

Tahun 1957 oleh naturalis Prancis Pierre Pfeffer Tahun 2003 oleh tim WWF dan peneliti Dave Augeri  

“Ini adalah momentum bersejarah bagi konservasi satwa langka di Kalimantan. Tapi kita masih belum mengetahui populasi pastinya,” ujar Kepala Balai TNKM, Seno Pramudito.

BACA JUGA: Drama Kurir di PALI: Dari Penggelapan COD hingga Sandiwara Begal yang Berujung Penjara

BACA JUGA:Latihan Soal SAS Bahasa Inggris Kelas 3 SD Semester 2 Kurikulum Merdeka 2025

 

Si Misterius dari Hutan Kalimantan

 

Kucing merah Kalimantan atau Bornean Bay Cat adalah satu-satunya kucing endemik Pulau Kalimantan dan tergolong spesies terancam punah (Endangered) oleh IUCN sejak tahun 2002. Jumlah populasinya diperkirakan hanya sekitar 2.500 individu dewasa.

 

Karakteristik Fisik:

 

Panjang tubuh: 50–60 cm Ekor: 30–40 cm Berat: 2,3–4,5 kg Warna bulu: Cokelat kemerahan keemasan Kepala bulat dan telinga lebar Sifat: Nokturnal dan pemalu, sulit ditemukan di alam liar  

BACA JUGA:Hotman Paris Dilarikan ke Rumah Sakit di Singapura Akibat Keracunan Ikan Panggang

BACA JUGA:Resmi: Matheus Cunha Gabung Manchester United, Rekrutan Pertama Era Ruben Amorim

Habitat dan Sebaran

 

Habitat alaminya adalah hutan tropis lebat, mulai dari rawa, dataran rendah, hingga bukit pada ketinggian sampai 500 mdpl. Kucing ini juga terekam beraktivitas di sekitar sungai dan hutan bakau. Distribusinya mencakup:

 

Kalimantan Utara, Timur, Tengah, Barat Sabah dan Sarawak (Malaysia)  

Namun, deforestasi dan aktivitas manusia mengancam keberlangsungan hidupnya. Sejak 1980-an, luas hutan Kalimantan menurun drastis dari 75% menjadi hanya 52% pada 2005.

BACA JUGA:Kalender Juni 2025, 6 dan 27 Juni 2025 Memperingati Hari Apa?

BACA JUGA:BRI Liga 1 2024/2025 Sukses, BRI Buktikan Sepak Bola Sebagai Sarana Sinergi Pemberdayaan Olahraga dan UMKM

Ancaman Serius

 

Beberapa ancaman utama yang dihadapi:

 

Deforestasi masif akibat perkebunan, pertambangan, dan pembalakan liar Perburuan ilegal dan perdagangan satwa liar Perangkap hewan yang dipasang untuk satwa lain  

Pada 2022, seekor kucing merah ditemukan mati karena terjebak jerat di Murung Raya.

BACA JUGA:Indeks Bisnis UMKM BRI: Kinerja Terus Tumbuh dan Tetap Optimis

BACA JUGA:Walikota Lubuklinggau, H. Rachmat Hidayat, memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025

Status Perlindungan

 

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999: Kucing merah dilindungi di Indonesia CITES Appendix II: Perdagangan internasionalnya dikontrol ketat BACA JUGA:Latihan Soal PAS/SAS Seni Musik Kelas 5 SD Semester 2 Kurikulum Merdeka Tahun 2025 Lengkap dengan Kunci Jawaba

BACA JUGA:Suzuki Fronx Gaet 10 Ribu Konsumen Sebelum Peluncuran Resmi di Indonesia

Tantangan Konservasi: Minimnya Data

 

Hingga kini, informasi mengenai ekologi, perilaku, dan distribusi kucing merah masih sangat terbatas. Ini menyulitkan perencanaan konservasi yang efektif.

 

“Kita butuh penelitian intensif dan edukasi kepada masyarakat lokal agar spesies ini tidak hilang selamanya,” kata salah satu peneliti TNKM.

 

Harapan Baru dari Kamera Jebak

 

Penemuan ini membuka peluang baru untuk meneliti dan memahami lebih jauh kehidupan kucing merah Kalimantan. Diharapkan, momen ini mendorong:

 

Peningkatan pendanaan konservasi Penelitian lanjutan Penguatan perlindungan habitat alami  

BACA JUGA:Pemerintah Kota Lubuklinggau Gelar Rapat Persiapan Idul Adha 1446 H: Fokus pada Pelaksanaan Sholat, Pawai Takb

BACA JUGA:10 Minuman Ini Bisa Bikin Wajah Kamu Tetap Awet Muda Meski Menua

 

 

Kategori :