BACA JUGA:Musik Keras Berujung Maut, Tetangga di Gowa Tikam Mertua dan Menantu Hingga Tewas.
Berjalan Kaki dalam Keadaan Luka Parah
Tidak menyerah, Repan kemudian berjalan kaki jauh ke arah Tanjung Duren, Jakarta Barat, untuk mencari bantuan dari seorang kenalan wisatawan yang pernah berkunjung ke Baduy. Dalam kondisi terluka dan kehilangan banyak darah, Repan tetap berjuang agar bisa mendapat perawatan.
“Ditolong sama kenalan Repan, wisatawan yang pernah ke Baduy. Saya sangat berterima kasih, berkat beliau Repan akhirnya bisa dibawa ke rumah sakit,” kata Oom penuh haru.
Kasus Sudah Dilaporkan ke Polisi
Pihak Desa Kanekes telah melaporkan peristiwa pembegalan tersebut ke Polsek Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
“Kami sudah komunikasi dengan bagian Reskrim Polsek Cempaka Putih, infonya sedang diselidiki. Harapannya pelaku cepat ditangkap,” ujar Oom.
Kasus ini mendapat perhatian luas dari masyarakat setelah kisahnya viral di media sosial, terutama karena aspek kemanusiaan seorang remaja Baduy yang datang ke kota untuk berdagang justru menjadi korban kejahatan dan kesulitan mendapatkan pertolongan medis.
BACA JUGA:Tim Elang Timur Ungkap Kasus Curian Rumah Kontrakan, Pelaku Gunakan Hasil Kejahatan Untuk Beli Sabu.
BACA JUGA:Tim Macan Lubuk Linggau Bekuk Pelaku Curat, Rugikan Korban Puluhan Juta Rupiah.
Suara Warga: Perlakuan Tidak Adil terhadap Masyarakat Adat
Peristiwa yang dialami Repan menuai simpati sekaligus kritik terhadap sistem pelayanan publik. Banyak warganet menyoroti bagaimana ketentuan administratif seperti KTP seharusnya tidak menjadi penghalang dalam pemberian pertolongan medis darurat.
Aktivis sosial juga menyerukan agar pemerintah memberikan perlindungan dan akses kesehatan yang inklusif bagi masyarakat adat, termasuk warga Baduy yang sering beraktivitas di luar wilayahnya untuk berdagang.