Apakah Kamu Suka Tidur dengan Kucing? Waspadai Risiko Tersembunyi Ini!

Rabu 21-02-2024,16:00 WIB
Reporter : Risma
Editor : Ayu Fitriani

Parasit ini biasanya ditularkan melalui tinja. Jangan salah, Anda tetap bisa tertular meski tidur bersamanya. Karena seperti yang disebutkan di atas, kucing bisa membawa kotoran, urin, dan pasir kotak kotoran di sela-sela jari kakinya.

5. Infeksi bakteri

Hati-hati, tidur bersama kucing juga meningkatkan risiko infeksi bakteri dan protozoa. Contoh bakteri yang disebarkannya adalah Clostridium, Pasteurella, Bartonella dan Salmonella. Sedangkan jenis protozoa yang dibawa kucing adalah Toxoplasma gondii.

Bakteri dan protozoa dapat menyebar melalui berbagai cara, termasuk melalui kotoran, urin, serta cakaran dan gigitan kucing. Organ yang terserang bakteri dan protozoa mulai dari saluran cerna, saluran pernafasan, dan otak.

BACA JUGA:6 Rekomendasi Jam Tangan Wanita Elegan untuk Tampilan Bergaya

6. Meningkatkan Risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS)

Meski terlihat menyenangkan, memiliki bayi yang tidur dengan hewan peliharaan seperti kucing ternyata cukup berbahaya. Kebiasaan ini meningkatkan risiko sindrom kematian mendadak.

Hewan seperti kucing suka tidur di atas anak-anak atau bayi, sehingga dapat menghambat pernapasan dan meningkatkan risiko mati lemas. Hewan peliharaan sebaiknya dijauhkan dari bayi yang baru lahir untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

7. Sebaran Kutu

BACA JUGA:Menyambut Bulan Suci Ramadhan: Peresapan yang Penuh Antusiasme

Kucing yang jarang mandi dan sering berinteraksi dengan hewan liar membawa kutu di sela-sela bulunya. Jika makhluk kecil ini dibiarkan tidur dengan Anda, mereka akan menyebar ke seluruh tempat tidur dan menggigit Anda.

Mengutip dunia hama, gigitan kutu menyebabkan ketidaknyamanan pada kulit. Ini termasuk ruam merah, gatal dan bengkak. Pada beberapa orang, gigitan paru-paru juga bisa menyebabkan reaksi alergi yang serius, seperti sesak napas.

Kategori :