Pengakuan IN: Demi Bertahan Hidup, Ibu Dua Anak Terjun ke Dunia Threesome
Pengakuan IN: Demi Bertahan Hidup, Ibu Dua Anak Terjun ke Dunia Threesome--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Mojokerto kembali diguncang kabar mengejutkan yang berasal dari pengakuan seorang wanita berinisial IN (29). Ibu dua anak itu mengungkap secara blak-blakan kisah getir hidupnya, yang memaksanya terjun ke praktik hubungan seksual bertiga (threesome) bersama sang suami dan pria lain, demi bertahan hidup.
Kini, sang suami, Totok, harus duduk di kursi pesakitan Pengadilan Negeri Mojokerto, didakwa melakukan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan terancam hukuman 7 tahun penjara serta denda Rp200 juta.
BACA JUGA:Perempuan Hamil di Luar Nikah di Indonesia: Minim Perlindungan, Tapi Masih Ada Harapan.
Ekonomi Terjepit, Anak Minum Air Keran
IN bercerita bahwa keputusannya terjun ke praktik seksual tak lazim ini bukan karena nafsu atau penyimpangan, melainkan desakan ekonomi. Suaminya sempat bekerja serabutan sebagai kuli bangunan dan penjual bakso, namun musibah menimpanya: ia terkena air panas dan divonis menderita sakit paru-paru serta liver. Akibatnya, keluarga mereka kehilangan sumber penghasilan selama lebih dari enam bulan.
"Pernah nggak pegang uang, sampai anak-anak minum air keran. Mau bagaimana lagi, tidak ada pemasukan, sedangkan pengeluaran juga banyak," ujar IN lirih.
Dengan dua anak yang masih kecil—usia 9 dan 7 tahun—IN tak bisa meninggalkan rumah untuk bekerja penuh waktu. Di tengah keputusasaan itu, ia menemukan sebuah grup Facebook bertema "Pasutri Surabaya", yang memperkenalkan layanan threesome dengan imbalan uang.
BACA JUGA:Kisah Pilu Haris, Bocah 6 Tahun Korban Tabrak Lari di Lubuklinggau: Kaki Kiri Harus Dioperasi
BACA JUGA:6 Alasan Mengapa Kulkas Harus Tetap Tegak Saat Dipindahkan, Jangan Pernah Dibawa Miring.
Restu Suami: Antara Desakan dan Pilihan
IN mengaku tidak dipaksa oleh suaminya, bahkan justru ia yang lebih dulu mengutarakan keinginan untuk mencoba layanan tersebut demi mendapatkan penghasilan. Sang suami, Totok, sempat mempelajari isi grup bersama istrinya sebelum akhirnya memberi izin.
"Awalnya dari saya sendiri karena keadaan ekonomi. Saya izin ke suami, kata suami kalau kamu cocok ya tidak apa-apa," kata IN.
Dari pengakuannya, praktik pertama dilakukan di kos-kosan mereka di Gresik, dengan bayaran Rp250 ribu. Aksi berikutnya berlangsung di Malang dan berakhir di Mojokerto, dengan tarif Rp300–350 ribu. Hingga akhirnya mereka tertangkap di sebuah hotel di Mojokerto saat melayani pria dengan bayaran Rp1,5 juta.
Sumber: