Penyebab Pabrik Penggilingan Padi Banyak Bangkrut, Disebabkan Pasokan Gabah Menurun

Penyebab Pabrik Penggilingan Padi Banyak Bangkrut, Disebabkan Pasokan Gabah Menurun

ilustrasi penyebab penggilingan padi tutup--

SILAMPARITV.CO.IDSetelah tahun lalu, banyak penggilingan padi kecil yang terpaksa tutup. Hal ini paling sering terjadi di daerah sentra padi seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. 

Sutarto Alimoeso, Ketua Umum Persatuan Pengusaha Padi dan Penggilingan Padi (Perpadi), menjelaskan, penyebab penutupan akhir-akhir ini banyak pabrik Penggilingan Padi skala kecil karena berkurangnya pasokan gabah di tingkat petani

Penyebabnya, jumlah beras (giling) tidak seimbang. Pasokan beras sedikit, sedangkan kapasitas giling jauh lebih tinggi dibandingkan produksi gabah dalam negeri, jelas Soetardo dalam pidatonya, dikutip dari kompas.com, Senin 01 Juli 2024.

BACA JUGA:Jokowi Ucap Syukur Pascaoperasi Cedera Kaki Kiri Prabowo Berjalan Lancar

Ia menceritakan, produksi padi saat ini sekitar 53,63 juta ton gabah kering giling (GKG) setiap tahunnya. Angka tersebut jauh di bawah kapasitas penggilingan seluruh pabrik gandum di Indonesia yang sebesar 225 juta ton.

Akibat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan pasokan biji-bijian ini, rata-rata kapasitas menganggur pabrik-pabrik di negara tersebut menjadi sangat tinggi. Artinya, banyak mesin milling milik perusahaan milling yang menganggur sepanjang tahun atau bahkan menganggur.

Permasalahan penggilingan padi kecil tidak berhenti sampai disitu saja, pengusaha pabrik dengan petani kecil juga kesulitan bersaing dengan penggilingan padi bermodal besar. 

BACA JUGA:Negara Penghasil Kopi Terbesar di Dunia: Apakah Indonesia Termasuk?

“Produksi gabah dalam negeri seluruh petani secara nasional sebesar 54 juta ton. Sementara kapasitas gilingnya 225 juta ton. “Ini berujung pada kompetisi (perebutan gabah),” jelas Soetardo.

"Siapa yang punya (modal) terkuat, dialah yang menang. Makanya banyak pabrik kecil yang mati. Sementara pabrik besar dibangun, fenomena ini semakin cepat," imbuhnya. 

Dengan sumber daya yang besar, pabrik-pabrik besar tetap menerima hasil panen dari petani karena mempunyai kontrak.

BACA JUGA:Penemuan Fosil Langka Menyerupai Buaya di Brazil oleh Ahli, Diprediksi Hidup 237 Juta Tahun Lalu

 

Sumber: