Viral Rekaman Suara Diduga Menteri Kemendikti Saintek, Satryo Soemantri Bantah Tuduhan Kekerasan

Viral Rekaman Suara Diduga Menteri Kemendikti Saintek, Satryo Soemantri Bantah Tuduhan Kekerasan

Bantahan Mendikti Saintek Satryo Brodjonegoro Soal Rekaman Diduga Kasar ke Pegawai: Itu Diedit Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Bantahan Mendikti Saintek Satryo Brodjonegoro Soal Rekaman Diduga Kasar ke Pegawai: Itu Diedit, http--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, membantah keras tuduhan yang mengarah kepadanya terkait rekaman suara viral yang diduga melibatkan dirinya dalam tindakan kekerasan terhadap pegawai. Rekaman berdurasi 42 detik itu berisi percakapan dua orang, yang satu di antaranya diduga adalah Menteri Satryo, dengan isi percakapan yang memuat suara keras seperti benturan benda.

Rekaman tersebut telah menyebar luas di media sosial, diunggah oleh akun @cjournalist_ID, dan telah ditonton lebih dari 60 ribu kali. Dalam rekaman, terdengar seseorang diduga memarahi pegawainya dengan nada tinggi dan menyebut soal kerusakan saluran air. Rekaman ini beredar bersamaan dengan aksi demonstrasi para pegawai di kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Senin (20/1/2025).

BACA JUGA:Petani Padi di Kota Lubuklinggau Antisipasi Serangan Hama Burung Pipit Menjelang Panen

BACA JUGA:Viral Video Siswa SD di Nias Tanpa Guru Selama Sebulan, Kepala Sekolah Beri Penjelasan

Menanggapi hal ini, Satryo menegaskan bahwa rekaman tersebut adalah hasil manipulasi dan diedit untuk menjatuhkan nama baiknya.

“Rekaman Suara Itu Bukan Saya”

Satryo dengan tegas membantah keterlibatannya dalam rekaman suara tersebut. Ia yakin suara dalam rekaman bukanlah miliknya dan menuduh ada pihak tertentu yang sengaja memanipulasi rekaman untuk menciptakan citra buruk terhadap dirinya.

“(Rekaman suara) bukan (dirinya). Saya tidak pernah bersikap seperti itu. Itu memang diedit dan dimanipulasi seakan-akan itu adalah suara saya,” ujar Satryo saat diwawancarai oleh Kompas TV, Selasa (21/1/2025).

BACA JUGA:Ketahuan Bawa Pisau, Pemuda Musi Rawas Diamankan Polisi di Empat Lawang

BACA JUGA:Ketahuan Bawa Pisau, Pemuda Musi Rawas Diamankan Polisi di Empat Lawang

Lebih lanjut, Satryo mengungkapkan bahwa rekaman tersebut sengaja dipublikasikan pada saat momentum aksi demo di kantor kementeriannya untuk memperkeruh suasana.

Merasa dirugikan oleh rekaman yang viral, Satryo meminta bantuan ahli IT untuk menyelidiki dan melacak pihak yang bertanggung jawab atas pembuatan dan penyebaran rekaman suara tersebut.

“Akan saya minta tolong ke teman-teman yang ahli di bidang tersebut untuk melacak dan melihat, kalau perlu mencari pelakunya siapa,” katanya.

Ia juga menduga rekaman tersebut tidak dibuat secara instan, melainkan telah direncanakan jauh sebelumnya sebagai bagian dari skenario untuk menjatuhkan dirinya.

BACA JUGA:Ini 5 Komitmen Nyata BRI Dorong Peningkatan Kualitas Dan Daya Saing UMKM

BACA JUGA:Ini 5 Komitmen Nyata BRI Dorong Peningkatan Kualitas Dan Daya Saing UMKM

"Rekaman ini sudah dibuat cukup lama. Mereka memanfaatkannya sekarang dengan momentum demo di kantor kementerian. Ini jelas skenario yang dirancang," ujar Satryo.

Selain itu, ia menyebut kehadiran karangan bunga di kantor kementerian selama aksi demo juga bagian dari rencana yang telah disiapkan sejak lama.

“Bunga-bunga itu dibuat sangat rapi. Tidak mungkin tiba-tiba muncul sebanyak itu dalam waktu singkat. Ini menunjukkan mereka sudah mempersiapkan semuanya dengan matang,” tambahnya.

Aksi demonstrasi yang terjadi di kantor Kemendikti Saintek diduga dipicu oleh pemberhentian sepihak seorang pegawai bernama Neni Herlina. Dalam aksinya, para pegawai menuntut keadilan atas pemberhentian tersebut dan menolak cara kepemimpinan yang dianggap arogan.

BACA JUGA:BKSDA Bengkulu Umumkan Penutupan Sementara Jalur Pendakian Bukit Kaba Demi Pemulihan Habitat Alam

BACA JUGA:Petani Padi di Kota Lubuklinggau Antisipasi Serangan Hama Burung Pipit Menjelang Panen

Neni sendiri mengaku pemecatannya bermula dari insiden pergantian meja di ruang kerja Satryo yang diminta oleh istri Menteri Satryo. Hal ini kemudian memicu konflik yang berujung pada keputusan pemberhentian dirinya.

“Saya dimarahi terkait penggantian meja yang diminta oleh istrinya. Bahkan, saya disuruh pindah ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Semua ini sangat semena-mena,” ujar Neni di sela aksi demo.

Neni berharap aksinya bersama Paguyuban Pegawai Dikti dapat mencegah kejadian serupa menimpa pegawai lain.

BACA JUGA:Aksi Damai Forum Honorer R3 Kota Lubuklinggau: Menuntut Kesejahteraan dan Kepastian Pekerjaan

BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Surat Edaran Tiga Menteri Terkait Libur Sekolah di Bulan Ramadhan

Di sisi lain, Satryo mengaku telah melaporkan situasi ini secara rinci kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Mayor Teddy. Ia menyatakan bahwa hingga saat ini Presiden tidak memberikan instruksi tambahan terkait permasalahan tersebut.

“Saya sudah menyampaikan semua detail kepada Mayor Teddy untuk diteruskan kepada Presiden. Dan dari Presiden, tidak ada masalah terkait hal ini,” ujarnya.

Kasus ini memunculkan berbagai spekulasi dan perdebatan di kalangan masyarakat, terutama di media sosial. Satryo tetap pada pendiriannya bahwa semua tuduhan terhadapnya tidak berdasar dan rekaman suara yang viral adalah hasil manipulasi.

Sementara itu, para pegawai yang tergabung dalam aksi demo mendesak adanya perubahan dalam mekanisme kepemimpinan di Kemendikti Saintek. Mereka berharap kejadian seperti ini tidak berulang dan ada transparansi dalam setiap keputusan yang diambil kementerian.

BACA JUGA:ZTE Nubia V60 Design: Ponsel Pintar dengan Performa Gahar dan Penyimpanan Mumpuni

BACA JUGA: Rudini, Kades Suka Maju, Pilih Mundur dari PPPK Guru 2024 untuk Fokus Mengabdi sebagai Kepala Desa

Sumber: