Masih Mahal! Harga Cabai Merah di Pasar Inpres Lubuklinggau Tembus Rp120 Ribu Rupiah Perkilogram

Masih Mahal! Harga Cabai Merah di Pasar Inpres Lubuklinggau Tembus Rp120 Ribu Rupiah Perkilogram

--

SILAMPARITV.CO.IDHarga semua jenis cabai di pasar inpres kota Lubuklinggau masih mahal.

Naiknya harga cabai ini terus merangkak dari harga 90 Ribu rupiah perkilogram kini sudah mencapai 100 Ribu rupiah hingga 120 Ribu rupiah perkilogramnya.

Sudah sejak 1 bulan terkahir harga cabai di pasar inpres kota Lubuklinggau tidak menurun,malahan terus merangkak.

Hal ini membuat masyarakat mengeluh melonjatnya harga cabai saat ini, namun beberapa para pedagang cabai di pasar inpres Lubuklinggau, lebih menguntungkan harga cabai mahal dari pada cabai murah. Hal ini dialami oleh Nurhayti pedagang cabai.

BACA JUGA:Ini Daftar Harga Rokok Terbaru, Cukai Naik 10 Persen Mulai 1 Januari

Pedagang Cabai Nurhayati menyampaikan, "Harga cabai merah saat ini mencapai 100 ribu rupiah per kg nya sudah sejak 1 bulan terakhir,"

"Kenaikan harga cabai ini dipicu dengan berkurangnya hasil panen akibat musim hujan panjang yang terjadi beberapa bulan terakhir di beberapa daerah," lanjutnya.

"Namun, kami lebih menguntugkan harga cabai mahal dari pada harga cabai murah , karena pedagang cabai pun berkurang dan harga cabai lebih tinggi," tambahnya dengan raut tampak semangat.

Tak hanya cabai merah cabai rawit yang mahal, namun harga rempah jenis bawang merah dan bawang putih pun ikut meroket. Saat ini harga bawang merah menembus Rp 34 ribu perkg. Dari sebelumnya harga bawang merah hanya Rp18 ribu rupiah perkilogram.

BACA JUGA:Makanan Sunda Paling Sehat? Ternyata Begini Penjelasan Ade Rai

Tak hanya bawang merah, bawang putih pun ikut naik dari harga 28 ribu rupiah menjadi 36 ribu rupiah perkilogramnya.

Kenaikan tersebut dirasakan beberapa pedagang di pasar inpres kota Lubuklinggau. Salah satunya Hermas Junaidi, yang merupakan pedagang bawang dan mengaku kenaikan harga bawang putih terjadi karena kurang panen.

"Untuk sekarang daya beli masyarakat masih terbilang normal," ujarnya.

Sumber: