Rupiah Terjun Bebas! Pelemahan 76 Poin dalam Sehari, Benarkah Tren Terus Meluncur?

Rupiah Terjun Bebas! Pelemahan 76 Poin dalam Sehari, Benarkah Tren Terus Meluncur?

--

SILAMPARITV.CO.ID - Pada hari ini, pasar keuangan Indonesia terguncang oleh kabar yang menggemparkan: rupiah tergelincir 76 poin atau 0,47 persen menjadi 16.252 per dolar AS dari sebelumnya 16.176 per dolar AS. Analis Finex, Brahmantya Himawan, dengan tegas menyatakan bahwa rupiah saat ini tengah terbebani oleh berbagai faktor, dan bahkan perputaran uang yang besar selama Ramadan dan Idul Fitri tidak mampu membendung dampak penguatan dolar AS terhadap mata uang Indonesia.

BACA JUGA:BREAKING NEWS ! Gunung Ruang Berubah Status Menjadi WASPADA

Faktor Eksternal Menguasai

Menurut Brahmantya, faktor eksternal memiliki peran yang dominan dalam pelemahan rupiah saat ini. Salah satu faktor yang disebutkannya adalah situasi geopolitik yang memanas, khususnya konflik antara Iran dan Isr@el. Serangan Iran terhadap Isr@el telah membuat pedagang beralih pandangannya terhadap aset safe haven, yang pada gilirannya menguatkan posisi dolar AS sebagai mata uang yang dianggap aman.

"Saat ini tren penguatan dolar AS masih terlihat jelas sehingga rupiah berpotensi akan terdepresiasi lebih lanjut," ujar Brahmantya dengan penuh kehati-hatian.

BACA JUGA:Pencurian Plat Besi Jembatan di Muratara Membuat Petani Terisolasi dan Berdampak Negatif bagi Ekonomi Lokal

Proyeksi Ke Depan

Dalam melihat pergerakan rupiah ke depan, Brahmantya memprediksi bahwa rupiah akan bergerak dalam kisaran 15.850 per dolar AS sampai dengan 16.250 per dolar AS. Namun, pertanyaan besar yang mengemuka adalah: apakah tren pelemahan ini akan terus berlanjut?

BACA JUGA:Meningkat Hingga 76 Persen, Lebih dari 1,4 Juta Kendaraan Melintasi Tol Trans Sumatera

Apa yang Mendorong Pelemahan Rupiah?

Sejumlah faktor telah diperdebatkan sebagai pendorong pelemahan rupiah. Salah satunya adalah kenaikan suku bunga di Amerika Serikat yang mengakibatkan dolar AS menjadi lebih menarik bagi investor. Ini menyebabkan aliran modal keluar dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang kemudian melemahkan mata uang mereka.

Selain itu, situasi ekonomi global yang tidak stabil, terutama karena dampak pandemi COVID-19 yang masih terasa, turut mempengaruhi sentimen pasar terhadap rupiah. Ketidakpastian terkait pemulihan ekonomi global dan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok juga menjadi faktor yang menciptakan ketidakstabilan di pasar keuangan dunia.

BACA JUGA:Berkat Dukungan dan Kepercayaan, Hendri Almawijaya (HAW) Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP lubuklinggau

Respons Pemerintah dan Bank Indonesia

Sumber: